Popular Posts

Sample Text

Aku Itu Indonesia Kali Lae... :D


Sample Text

Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya

Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi

Sample text

Definition List

Sponsor

Pages

Powered by Blogger.

Social Icons

Sample Text

Followers

Featured Posts

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman adalah sangat banyak akan tetapi seluruhnya dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok faktor yaitu:
1.      Kelompok faktor bahan tanam
2.      Kelompok faktor esensiil
3.      Kelompok faktor iklim
4.      Kelompok faktor gangguan
Kelompok faktor bahan tanam meliputi faktor-faktor keturunan, kemurnian dan daya tumbuh. Kelompok faktor esensiil meliputi faktor-faktor cahaya, air, dan unsur hara. Kelompok faktor iklim meliputi faktor-faktor hujan, suhu udara, kelembaban, angin, dan panjang hari. Kelompok faktor gangguan meliputi faktor-faktor hama, penyakit dan gulma.
Interaksi pengaruh dari semua faktor tersebut akan menentukan apakah bahan tanam akan dapat tumbuh dan berkembang sampai dewasa dan memberikan produk yang banyak atau akan gagal dalam perjalanan tanpa memberikan suatu hasil apapun yang dapat diambil sebagai produk.
Kelompok faktor bahan tanam mempunyai korelasi positif terhadap banyaknya produk, yaitu makin baik sifat keturunannya, kemurniannya dan daya tumbuhnya makin banyak produk yang dapat diberikan dan sebaliknya makin kurang baik sifat-sifat tersebut makin sedikit produknya.
Kelompok faktor gangguan sebaliknya mempunyai korelasi negatif terhadap banyaknya produk, yaitu makin banyak gangguan makin sedikit produk yang diberikan atau makin sedikit gangguan makin banyak produk yang dapat diberikan.
Kelompok faktor esensiil dan iklim suatu waktu berkorelasi positif tetapi pada kondisi tertentu dapat berkorelasi negatif. Berkorelasi positif bila faktor esensiil dan iklim dalam keadaan optimum yaitu pada tingkatan yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga memberikan jumlah produk yang paling baik. Akan tetapi pada kondisi kekurangan dan kelebihan kedua faktor ini akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal akibat pengaruh yang ditimbulkan, misalkan kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, suhu yang sangat rendah atau sangat tinggi,  dan lain-lain.

FAKTOR BAHAN TANAM

1.     MACAM BAHAN TANAM

Bahan tanam adalah bagian tanaman yang hidup yang akan ditanam. Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan tanam tergantung pada jenis  dan umur tanamanannya dapat berupa daun, ranting/cabang, batang, akar, umbi, rhizome, stolon, buah dan biji. Bahkan dengan teknologi tinggi jaringan tanaman bagian manapun dapat digunakan sebagai bahan tanam.
Biji hasil dari perkembangbiakan generatif dapat diproses melalui perlakuan tertentu sebagai bahan tanam yang berupa benih. Benih yang telah memenuhi persyaratan tumbuh dapat ditanam langsung atau ditumbuhkan terlebih dahulu di persemaian sampai tingkat tertentu sebagai bibit generatif. Bibit dapat juga diartikan sebagai bagian vegetatif tanaman hidup yang akan digunakan sebagai bahan tanam dan disebut bibit vegetatif.
Masing-masing bahan tanam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bahan tanam yang berasal dari bahan generatif kelebihannya perakaran dalam, mudah tumbuh, jumlahnya banyak, sifatnya mudah ditingkatkan, tetapi kekurangannya adalah untuk tanaman tahunan berproduksinya lambat dan sifatnya mudah berubah. Sedangkan bahan tanam dari bagian vegetatif kekebihannya adalah cepat berproduki, sifatnya tidak mudah berubah, tetapi kekurangannya adalah perakaran tidak sekuat bahan generatif dan jumlahnya relatif sedikit.

2.     VARIETAS UNGGUL DAN PEMBUATANNYA

Untuk memberikan produk pertanian yang maksimal, bahan tanam yang digunakan harus bersifat unggul, murni dan mempunyai daya tumbuh yang tinggi. Varietas unggul ialah varietas yang mempunyai kemampuan memberikan hasil tinggi, respon terhadap pemupukan,  pengairan, tahan terhadap gangguan dan perubahan lingkungan. Varietas unggul akan menunjukkan keunggulannya jika persyaratan tumbuhnya terpenuhi secara optimum, sebaliknya bila persayaratan tumbuhnya dibawah optimum hasilnya akan lebih jelek dibandingkan varietas non unggul. Contoh jagung madura (Var. non unggul) masih memberikan hasil miskipun ditanam pada akhir musim penghujan di daerah tersebut, karena umurnya pendek 70 hari dan dapat dipanen sebelum tanah menjadi kering. Tetapi untuk varietas Perta (Var. unggul) yang umurnya 130 hari tanaman akan mati sebelum dapat menghasilkan tongkol akibat kekeringan.
Varietas unggul dapat diciptakan dari seleksi suatu populasi atau dari produk suatu pemuliaan. Ada beberapa metode dalam menciptakan suatu varietas unggul baru yaitu dengan cara hibridisasi, mutasi, poliploidisasi, heterosis, bioteknologi  baru yang meliputi paraseksual dan kultur jaringan.
Hibridisasi atau perkawinan silang merupakan cara paling lama tetapi merupakan cara yang masih banyak digunakan, karena hibrida yang terbentuk dapat diramalkan sifatnya, atau hibrida yang diinginkan dapat didekati dengan cara tersebut. Dua kultivar yang satu berbuah besar berasa masam dikawinkan dengan kultivar lainnya berbuah kecil manis, maka hibrida yang dihasilkan dapat diramalkan yakni kemungkinan ada yang berbuah besar dan manis, berbuah kecil dan masam atau tetap seperti tetuanya.
Mutasi   merupakan peristiwa perubahan sifat yang menurun akibat pengaruh faktor luar. Produk hasil mutasi disebut mutant, sedangkan agen penyebab mutasi disebut mutagen. Mutasi dapat terjadi secara alami atau secara buatan. Mutasi alami diduga sebagai akibat goncangan faktor cuaca, sehingga suatu mutant dapat mengalami mutasi kembali. Sebagai contoh produk mutasi alami adalah “jambu sukun” yaitu jambu biji yang mengalami mutasi menjadi tidak berbiji. Jambu sukun dapat mengalami mutasi kembali menjadi jambu biji. Mutasi buatan dapat dilakukan dengan pertolongan suhu, aliran litrik, bahan kimia, atau sinar radio aktif. Bahan tanam yang diperlakukan dapat berupa benih, kecambah, bibit maupun tanaman dewasa. Perlakuan tersebut bertujuan memberikan goncangan lingkungan kepada bahan tanam dengan dosis, kadar atau lama waktu perlakuan beragam. Mutant yang terjadi tidak dapat diduga sifatnya melainkan untung-untungan. Karena itu miskipun cara mutasi buatan ini ada yang menggunakan alat modern yaitu “Cobalt Unite” yang dapat mengeluarkan sinar gamma, tetapi relatif kurang populer daripada hibridisasi. Meskipun demikian tidak berarti bahwa mutasi buatan tidak pernah menghasilkan sesuatu. Kultivar padi “Atomita” adalah merupakan salah satu mutant pruduk radiasi.
Poliploidisasi merupakan peristiwa penggandaan kromosom. Produk poliploidisasi tergantung dari jenis semula yang mengalami peristiwa ini, dapat berupa diploid homosigot, tetraploid, atau heksaploid. Jenis-jenis tanaman yang pasangan kromosomnya lebih dari dua bisa disebut dengan jenis poliploid, sehingga triploid dan pentaploid juga termasuk poliploid. Poliploidisasi dapat terjadi secara alami maupun buatan.  Tanaman tetraploid mempunyai beberapa sifat berbeda daripada tanaman diploid. Daunnya lebih lebar, lebih tebal  dan lebih hijau, bunga dan buahnya lebih besar, dalam satu tandan bunganya lebih banyak, kandungan beberapa macam senyawa kimia juga lebih banyak. Macam tanaman tetraploid yang mengandung senyawa tertentu lebih banyak daripada tanaman diploid diantaranya ialah tomat dengan vitamin C, kobis dengan vitamin A, bit gula dengan sukrosa, kecubung dengan alkaloid. Tanaman diploid yang dianggap baik, secara teori pabila menjadi tetraploid kebaikannya juga akan ganda. Atas dasar inilah poliploidisasi  diploid unggul dianggap sebagai cara pembentukan varietas unggul baru. Poliploidisasi buatan dapat dilakukan pertolongan senyawa kimia Naftalen, dan  Asam Cuka yang termasuk golongan senyawa zat pengatur tumbuh atau dengan senyawa kolkisin. Sel tanaman yang mempunyai kemungkinan mengalami poliploidisasi adalah sel dari jaringan yang sedang mengalami pembelahan aktif. Karena itu bagian tanaman yang diperlakukan pada poliploidisasi buatan adalah bagian meristematis seperti pucuk batang, cabang atau ranting, kuncup ketiak daun atau ujung akar.
Heterosis merupakan hibridisasi dua individu tanaman yang masing-masing mengalami degernerasi intelt atau degenerasi  akibat kawin sendiri atau kawin keluarga terus menerus. Degenerasi sebenarnya dalah kemerosotan sifat yang terlihat miskipun secara genetik tidak banyak berubah dari induk pertamanya. Dua individu degernerasi intelt dari dua induk berbeda kalau diserbukkan silang turunan pertamanya dapat tumbuh dan memberikan hasil lebih baik dari pada kedua tetuanya. Turunan pertama ini sering dinamakan jenis heterosis dan sifat lebih baik tersebut hanya terjadi pada generasi itu saja, sehingga produk bijinya tidak baik untuk digunakan sebagai benih tanam berikutnya.
Dengan teknologi canggih dinding suatu sel dapat dihilangkan tanpa mematikan isi sel, sehingga mempunyai kemungkinan untuk menyatukan bagian atau seluruh isi sel dari dua tanaman berbeda menjadi satu sel. Apabila sel baru ini dapat ditumbuhkan dan dikembangkan menjadi tanaman akan berupa tanaman baru yang lain sifatnya dari kedua tanaman aslinya. Cara demikian dapat dikatakan dengan cara perkawinan antar sel atau cara para seksual yang termasuk rekayasa genetika atau bioteknologi baru. Hibridisasi, mutasi, poliploidisasi dan heterosis termasuk bioteknologi yang relatif lama. Sebagai kelanjutan dari rekayasa genetika, menumbuhkan dan mengembangkan sampai menjadi tanaman baru dari sel yang terbentuk dilakukan dengan kultur jaringan atau kultur sel. Dengan kuktur jaringan satu  sel diperbanyak menjadi ribuan sel, kemudian dengan zat pengatur tumbuh yang tepat semua sel tersebut dapat berubah menjadi tunas baru lengkap dengan calon akar, batang dan daun. Kultur jaringan juga dapat dilakukan terhadap jaringan tanaman biasa, baik jaringan diploid dari bagian vegetatif maupun tepungsari atau sel telur yang haploid. Akibat mutasi yang terjadi selama pelaksanaan kultur jaringan tunas-tunas baru sifatnya beragam, sehingga cara ini dapat dimasukkan sebagai cara membuat varietas unggul baru.  

3.     PENGUJIAN VARIETAS BARU

Individu baru yang menunjukkan sifat dan hasil sangat baik dari produk seleksi maupun pemuliaan dan bioteknologi diperbanyak dengan menjaga kemurniannya, untuk digunakan sebagai bahan pengujian selanjutnya. Pengujian dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian apakah pada kondisi lingkungan yang berbeda tanaman tetap menunjukkan sifat yang baik (stabil). Pengujian dilakukan pada berbagai lokasi, musim dan kondisi lingkungan yang beragam dengan menggunakan varietas unggul yang ditanam berdampingan dengan varietas unggul lama sebagai tanaman pembanding. Dari hasil pengujian apabila diperoleh varietas unggul baru yang lebih baik, akan diperbanyak dan disebarluaskan dengan tetap menjaga kemurnian sifatnya. Untuk proses pengujian ini peranan statistik sangatlah penting.

4.     PENYEDIAAN BENIH DAN MENJAGA KEMURNIAN

Lambat atau cepat tingkat kemurnian varietas baru akan menurun dari generasi ke generasi selanjutnya, sebagai akaibat dari peristiwa segregasi, hibridisasi dan mutasi. Kecepatan penurunan sifat tanaman tergantung pada jenis tanaman, cara memperbanyaknya dan perhatian terhadap bahan tanam yang digunakan dalam budidaya. Kecepatan penurunan sifat dari yang paling cepat haingga yang paling lambat adalah paling cepat pada taanaman penyerbuk silang dengan perbanyakan generatif, agak cepat pada tanaman penyerbuk sendiri dengan perbanyakan generatif dan lambat pada tanaman dengan perbanyakan vegetatif.
Usaha memperlambat kemerosotan tingkat kemurnian dilakukan terhadap tindakan pengadaan benih dan bibit:
a)      Sebelum tanaman berbunga dipilih individu-individu yang vegetatifnya menunjukkan kemurnian tinggi untuk diserbukkan sendiri atau saling bdiserbukkan atau dilindungi dari kemungkinan diserbuki oleh individu lain. Misalnya tanaman jagung dan shorgum.
b)     Tanaman penyerbuk sendiri diperbanyak secara generatif dan menjelang panen dipilih individu-individu yang menunjukkan tingkat kemurnian tinggi untuk dipanen terlebih dahulu. Biji terpilih diproses dan disimpan untuk bahan tanam selanjutnya. Misalnya kacang tanah, kedelai, padi, kacang hijau dll.
c)      Populasi tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetatif berasal dari satu tanaman induk disebuk klon. Klon memiliki sifat genetik yang sama pada tiap-tiap individu dari populasi tersebut. Perbedaan sifat sering kali terjadi akibat adanya peristiwa mutasi, tercampur klon lain atau adanya persilangan. Untuk mempertahankan tingkat kemurnian maka menjelang panen dicari individu yang sifatnya menyimpang untuk dipanen terlebih dahulu dan semua bagian tanaman dipisahkan dari lainnya agar tidak terikut digunakan sebagai bibit tanam selanjutnya. Misalnya tebu, ubi kayu, kentang, dll.

FAKTOR ESENSIIL

Kebutuhan pokok tanaman adalan meliputi cahaya matahari, air dan unsur hara, yang merupakan faktor esensiil untuk kehidupan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang keberadaannya diperlukan dalam jumlah yang seimbang. Apabila salah satu dalam jumlah yang kurang, miskipun dua faktor lainnya dalam jumlah banyak tidak akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara baik dan seterusnya.

1.     PERUBAHAN ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI KIMIA

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi tanaman yang akan dirubah menjadi energi-energi lainya yang diperlukan bagi kehidupan tanaman. Energi matahari dirubah menjadi energi listrik (electron) dan kemudian dirubah menjadi energi kimia (senyawa karbon) yang disimpan dalam tubuh tanaman untuk proses-proses metabolisme selanjutnya. Cahaya matahari terdiri atas tiga gelombang antara lain gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan dunia, gelombang menengah yang berguna bagi kehidupan dan gelombang panjang yang sedikit berguna bagi kehidupan. Gelombang pendek (300-400 µm) yang merupakan radiasi sinar ultraviolet tidak sampai ke permukaan bumi karena diserap oleh lapisan ozon. Gelombang menengah atau sinar tampak (400-760 µm) merupakan cahaya yang terdiri dari warna-warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu, yang ampai ke permukaan bumi dan dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk diubah menjadi energi kimia. Gelombang panjang (760-1800 µm) yang didominasi oleh radiasi infra merah, cahaya ini merupakan hasil refleksi atau cahaya yang tidak tampak dan sedikit berpengaruh pada perkembanagn organisme terutama pada pembentukan bunga dan perpanjangan internode. Dari ketiga gelombang tersebut cahaya tampak mempunyai energi yang paling besar dibandingkan dua gelombang lainnya.
Apabila seluruh energi dari cahaya dapat dirubah menjadi energi kimia oleh tanaman dan sebagian besar energi kimia tersebut digunakan kembali untuk respirasi (33 %), maka tiap-tiap meter persegi akan terkumpul energi sebanyak 71 gram bahan kering. Akan tetapi dalam prakteknya hanya sebagian kecil dari cahaya yang dapat diubah oleh tanaman menjadi bahan kering. Hal ini karena tidak sepanjang waktu lahan pertanian tertutup oleh tanaman yaitu pada masa pengolahan tanah, masa bero (masa tunggu tanam), dan masa pertumbuhan awal. Kemampuan tanaman dalam merubah energi matahari juga terbatas, rata-rata 3 % dari energi matahari diubah menjadi energi kimia, sedangkan yang terbesar dilakukan oleh ganggang hijau yang mampu merubah sampai 10 % energi matahari untuk menjadi energi kimia.
Organ tanaman yang mempunyai peranan penting dalam pengubahan energi matahari menjadi energi kimia adalah daun yaitu bagian tanaman yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Pada prinsipnya semakin banyak daun semakin banyak energi matahari yang dapat diubah menjadi energi kimia sehingga semakin banyak dihasilkan bahan kering. Akan tetapi kenyataan dilapang, semakin banyak daun akan terjadi saling menutupi satu sama lain sehingga pemanfaatan energi matahari menjadi tidak efisien dan bahan kering yang dihasilkan semakin menurun. Daun-daun bagian bawah mensuplai fotosintat yang rendah karena sedikit memperoleh sinar, namun kegiatan respirasinya justru lebih tinggi sehingga dapat mengurangi hasil bobot kering tanaman. Jumlah daun optimum akan memberikan hasil fotosintesis yang maksimal bagi tiap individu tanaman. Keadan ini tercapai apabila daun yang terbawah hasil fotosintesis bersih sama dengan yang diperlukan untuk respirasinya sendiri.

2.     AIR DAN KEHIDUPAN TANAMAN

Air merupakan faktor esensiil yang penting bagi kehidupan tanaman, karena tanpa air tanaman tidak akan hidup. Fungsi air bagi tanaman antara lain :
a)      Sebagai pembentuk tubuh tanaman
b)     Sebagai pelarut unsur hara
c)      Sebagai bahan baku fotosintesis
d)     Sebagai pengatur tekanan turgor
e)      Sebagai pengatur suhu tubuh dan sebagai alat transportasi tanaman.
Fungsi lain dari air bagi tanaman adalah :
a)      Sebagai pembentuk tubuh. Tanpa adanya air tanaman akan terkulai layu. Tanaman mengandung air dalam jumlah yang beragam tergantung jenis dan habitatnya yaitu berkisar 50-80 % dari bobot totalnya.
b)     Sebagai pelarut unsur hara. Unsur hara yang ada dalam tanah hanya akan dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk larutan, dimana senyawa atau unsur dalam bentuk ionisasi (kation dan anion) missal NO3-, NH4+, K+, Na+, Ca++, PO4= dll.
c)      Sebagai bahan baku fotosintesis. Tanpa adanya air maka proses fotosintesis akan terhenti dan proses pembentukan hidrat arang akan terhenti pula, maka dari itu air merupakan bahan baku utama bagi berlangsungnya proses fotosintesis.
d)     Sebagai pengatur tekanan turgor. Selain air, bahan baku fotosintesis adalah CO2 yang berada di udara, untuk dapat masuk berdifusi ke dalam daun maka sel-sel penjaga pada stomata daun harus dalam keadaan turgid, hal ini hanya akan terjadi bila sel-sel penjaga banyak mengandung air. Kondisi ini menyebabkan stomata membuka dan CO2 mudah untuk berdifusi ke dalam daun.
e)      Sebagai pengatur suhu tubuh. Reaksi dalam tanaman merupakan reaksi enzimatis yang dikendalikan oleh suhu. Proses reaksi enzimatis meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada kondisi suhu optimum. Pada kondisi suhu yang sangat ekstrim tinggi maka reaksi enzimatis akan terganggu oleh karena itu suhu harus diturunkan pada kondisi optimum, melalui pengeluaran uap air dari tubuh tanaman yang dikenal dengan proses transpirasi.
f)       Sebagai alat transportasi. Hasil-hasil fotosintesis dan unsur hara dalam tanah harus disebarluaskan keseluruh jaringan tanaman. Fungsi ini hanya dapat dilakukan oleh air, melalui jaringan silem unsur hara diangkut ke dalam tubuh tanaman dan melalui jaringan phloem hasil fotosintesis di edarkan keseluruh jaringan tanaman.
Meskipun air merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan tanaman, namun kekurangan maupun kelebihan air berpengaruh tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Kelebihan air terjadi apabila sebagian besar atau seluruh pori tanah terisi oleh air, sehingga kekurangan udara yang diperlukan untuk respirasi akar, hal ini sering terjadi pada tanah-tanah berat (liat). Sedangkan kekurangan air terjadi bila seluruh pori-pori tanah terisi oleh udara, sehingga tanaman menjadi layu, hal ini terjadi pada tanah-tanah ringan seperti pasir.
Air tersedia adalah air yang berada pada kondisi kapasitas lapang yaitu pori-pori mikro terisi oleh air dan pori-pori makro terisi oleh udara, hal ini terjadi pada tanah-tanah berlempung.
Upaya untuk menciptakan kondisi tanah ideal adalah pengolahan tanah yang baik pada tanah-tanah berat dengan pembuatan saluran drainase atau patusan, dan penambahan bahan organik serta lempung pada tanah-tanah berpasir. Kondisi semacam ini akan meningkatkan kapasitas lapang sehingga air akan tersedia dengan cukup untuk pertumbuhan tanaman.
Air yang baik untuk tanaman adalah air yang subur atau banyak mengandung unsur hara, tidak beracun, tidak masam atau alkalis dan tidak mengandung padasan. Cara pemberian air pada tanaman dapat dilakukan dengan cara leb, gembor maupun dengan alat semprot (sprinkle) tergantung  pada jumlah air yang tersedia, jauh dekatnya dengan sumber air, topografi, jenis tanah dan biaya serta tenaga yang tersedia.

3.     UNSUR HARA, PUPUK DAN PEMUPUKAN

Unsur hara merupakan bahan makanan yang sangt dibutuhkan oleh tanaman untuk perteumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara dapat dibedakan menjadi unsur hara esensiil dan unsur hara non esensiil. Unsur hara esensiil dibutuhkan dalam jumlah tertentu, kekurangan atau kelebihan akan menyebabkan gangguan pertumbuhan. Unsur hara non esensiil dibutuhkan tidak dalam jumlah tertentu dan keberadaannya dapat digantikan oleh unsur hara yang lainya yang setara. Unsur hara esensiil terdiri dari unsur makro dibutuhkan dalam jumlah banyak yaitu karbon (C),  hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), Kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), belerang (S) dan phosphor (P) dan unsur mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yaitu besi (Fe), tembaga (CU), seng (Zn), mangan (Mn), molybdenum (Mo), boron (B) cobalt (Co), klor (Cl).
Penyerapan unsur hara oleh tanaman dari dalam tanah adalah dalam bentuk larutan ion yang berada dalam larutan tanah. Pertukaran kation terjadi dengan ion basa yang masuk ke sel tanaman dan ion hidrogen ke luar sel tanaman. Terdapat lima mekanisme pengambilan unsur hara oleh tanaman yaitu :
a)      Pertukaran kontak
b)     Pertukaran ion tanah dengan ion hidrogen di dalam musigel sel tanaman
c)      Difusi ion sebagai respon terhadap landaian kimiawi
d)     Aliran masa ion kedalam akar sebagai respon landaian kelembaban
e)      Pemanjangan akar ke sumber ion.
Pertukaran anion diidentifikasi dalam beberapa jalan dengan system oksidasi sitokhrom dari tanaman. Absorbsi ion berkaitan dengan energi yang timbul dari respirasi (ATP) dengan kadar ion dalam sel tanaman umumnya jauh  lebih besar dari pada larutan tanah. Banyaknya senyawa yang dapat larut dan menjadi ion dipengruhi oleh reaksi kemasaman (pH). Ketersediaan unsur hara esensiil adalah pada kisaran pH 5,5 – 6,5. Untuk jenis tanaman tertentu membutuhkan pH di bawah atau di atas kisaran tersebut misalnya tanaman The butuh pH dib bawah 4 dan tanaman Kakao membutuhkan pH alkalis.
Fungsi unsur hara bagi tanaman adalah :
a)      Sebagai pembentuk protoplasma dan dinding sel
b)     Mempengaruhi tekanan osmotic sel tanaman
c)      Mempengaruhi kemasaman cairan sel dan bekerja sebagai buffer
d)     Mempengaruhi permeabilitas membrane sitoplasma.
Pada kondisi tertentu unsur hara mempunyai pengaruh meracuni, antagonistik dan katalistik di dalam tubuh tanaman. Keracunan terjadi apabila kadar larutan unsur tersebut di dalam medium melebihi batas atas kadar sufiucien (semua unsur hara esensiil ada dalam tanah dan dalam bentuk larutan). Difisiensi terjadi bila kadar dalam larutan rendah daripada batas bawah kadar suficien.
Pada pH rendah kelarutan hara makro rendah sedangkan kelarutan hara mikro tinggi sehingga menimbulkan gejala defisiensi dan keracunan pada tanaman. didalam tubuh tnaman terdapat dua system buffer yaitu system fosfat dan system karbonan. Permeabilitas membrane sitoplasma dipengaruhi oleh kation dan anion dalam media yang berhubungan dengan kedua buffer tersebut.
Antagonisme adalah kerja suatu ion atau garam dalam meniadakan atau membalik pengaruh umum dari ion atau garam lain. NaCl mampu menaikkan permeabilitas sitoplasma terhadap macam-macam larutan pada kondisi tertentu apabila dalam medium ditambahkan CaCl2, pengaruh tadi hilang atau menurun. Disamping itu Ca dapat menurunkan keracunan Cu.
Golongan unsur hara yang merupakan prostetek enzim adalah Fe, Cu dan Zn sedangkan aktivator dan inhibitor enzim adalah Mg, Mn dan Co.

4.     PUPUK DAN PEMUPUKAN

Pupuk adalah suatu bahan yang disediakan dengan maksud dapat digunakan untuk memberikan unsur secara langsung atau tidak langsung kepada tanaman. Berdasarkan proses terjadinya pupuk dapat dibedakan pupuk alam dan pupuk buatan, sedangkan berdasar senyawa yang dikandungnya dibedakan sebagai pupuk organic dan anorganik. Pupuk alam adalah pupuk yang terjadi secara alami contoh guano, sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik pupuk. Pupuk organic adalah pupuk yang kandungannya didominasi oleh unsur-unsur atau senyawa organik contoh pupuk hijau, pupuk kompos, pupuk kandang dan sebaliknya pupuk anorganik adalah pupuk yang kandungan kimianya banyak didominasi senyawa anorganik contoh Urea, TSP dan KCl.
Pupuk organik mempunyai peranan penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah oleh karena itu pupuk organik lebih tepat disebut sebagai pupuk tanah. Sedangkan pupuk anorganik yang ketersediaanya lebih cepat dengan dosis dan konsentrasi yang mudah ditentukan sangat tepat untuk pertumbuhan tanaman oleh karena itu sering disebut pupuk tanaman.
Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan prinsip pemupukan berimbang yaitu tepat macam, tepat dosis, tepat waktu dan tepat sasaran. Oleh karena itu dalam melakukan pemupikan harus kita laihat macam pupuk yang akan kita pakai bila kita menggunakan pupuk organik maka dosis, waktu dan sasran pemupukan akan berbeda dengan bila kita menggunakan pupuk anorganik. Karena jumlah unsur hara dalam pupuk organik rendah maka dosisnya harus tinggi (ton/ha), waktunya harus lebih lama dan sasarannya adalah perbaikan sifat-sifat tanah. Akan tetapi untuk pupuk anorganik dosis harus rendah (kuintal/ha), waktu disesuaikan dengan umur tanaman, sasaran tepat pada sistem perakaran tanaman. 
Cara pemupukan pada tanaman dapat dilakukan melalui tanah dengan cara tugal atau melalui daun dengan cara disemprotkan. Waktu pemupukan yang paling baik adalah pada saat kondisi air cukup agar pupuk dapat larut dan segera diserap tanaman dan pada saat kondisi tidak ada gulma, untuk pupuk daun waktu yang baik yaitu pada pagi hari saat stomata terbuka lebar.

FAKTOR IKLIM

Iklim adalah pengaruh rata-rata dari cahaya, kelembaban, suhu, tekanan, gerakan udara (angin) dan periodesitas pada periode waktu tertentu.terhadap kehidupan organisme Sedangkan keadaan iklim dari hari ke hari disebut cuaca. Iklim dibedakan atas iklim makro dan iklim mikro.
Iklim makro adalah variable atmosfer dalam masa udara bebas beberapa meter diatas permukaan tanah. Data  meterorologi yang diukur untuk memberikan gambaran mengenai keadaan ini disesuaikan dengan kebutuhan manusia yaitu meliputi suhu, kelembaban relatif, tekanan udara, curah hujan, angin, penyinaran dan evaporasi. Data iklim ini disajikan dalam keadaan minimum dan maksimum absolutnya, rata-rata harian, bulanan dan tahunan untuk memberikan gambaran rata-rata keadaan cuaca dan iklim suatu tempat atau daerah.
Iklim mikro adalah Keadaan variable atmosfer yang menggambarkan iklim untuk waktu dan tempat yang sama dapat berbeda dalam massa udara dekat dengan permukaan bumi karena pengaruh panas bumi, jenis tanah, dan tanaman. Warna tanah, kandungan air tanah, kerapatan tanaman, dan aktivitas fotosintesis, semuanya mempengaruhi variable atmosfer, sehingga cuaca dan iklim di dekat permukaan bumi berbeda dengan cuaca dan iklim udara bebas beberapa meter diatasnya.
Iklim makro dan mikro sangat berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, akan tetapi iklim mikro yang paling besar  pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Kebutuhan iklim mikro untuk tiap-tiap jenis tanaman berbeda-beda, hal ini dikarenakan tia- jenis tanaman mempunyai kisaran toleransi yang berbeda untuk kebutuhan hidup secara normal.

1.     PERUBAHAN KEDUDUKAN MATAHARI

Variabel iklim yang langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi hujan, kelembaban udara, suhu udara, angina, cahaya dan panjang hari. Fluktuasi keadaan variable iklim ini sepanjang tahun di daerah tropis atau sekitar katulistiwa lebih kecil daripada di daerah subtropis. Hal ini menyebabkan keadaan iklim di daerah tropis selama satu tahun relatif tidak banyak berbeda sehingga dengan pengaturan yang baik dapat dilakukan penanaman sepanjang tahun. Di daerah tropis hanya ada dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang lamanya tiap tahun kurang lebih sama. Di daeraah iklim sedang (sub tropis) dalam satu tahu ada empat musim yaitu musim dingin, musim semi, nusim panas dan musim gugur.
Musim-musim ini terjadi sebagai akibat kedudukan matahari terhadap bumi yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Makin dekat kedudukan matahari suatu tempat di bumi, makin panjang harinya, makin kut intensita penyinarannnya dan makin tinggi suhu udaranya di tempat tersebut. Angin di permukaan bumi juga bertiup dari daerah yang lebih jauh ke daerah yang terdekat kedudukannya terhadap matahari dan apabila angin ini membawa banyak uap air akan menyebabkan hujan di derah tersebut. Karena itu musim hujan disuatu daerah jatuh bersamaan dengan periode waktu yang relatif  terdekan kedudukannya terhadap matahari.
Matahari paling jauh dari katulistiwa berkedudukan pada 23 o lintang utara dan lintang selatan. Mencapai batas paling jauh di lintang utara pada tanggal 21 Juni dan paling jauh di lintang selatan pada tanggal 21 Desember. Pada katulistiwa dalam satu tahun dua kali yaitu pada tanggal 21 Maret menuju ke utara dan 21 September menuju ke selatan (Gambar 8). Oleh karena itu daearah tropis selatan katulistiwa musim hujan jatuh pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan musim kemarau jatuh pada bulan April sampai bulan September. Begitu sebaliknya untuk daerah tropis sebelah utara katulistiwa, sehingga musim hujan dan musim kemarau di Indonesia yang mempunyai wilayah dari 7  o  lebar utara dan 11 o lebar selatan tidak bersamaan waktunya untuk seluruh wilayah.
Juga tiap musim dari empat musim yang ada di daearah sub tropis sebelah utara katulistiwa waktunya berbeda enam bulan dari pada yang terletak di sebelah selatan katulistiwa. Musim dingi di sebelah bumi bagian utara pada waktu matahari berada jauh di bagian selatan, dan sebaliknya musim dingin di belahan bumi bagian selatan  pada waktu matahari berada jauh di bagian utara.
Hujan yang jatuh selama musim penghujan di daerah tropis mula-mula tidak begitu deras dan jarang, makin lama makin deras dan sering sampai mencapai puncaknya kemudian kembali kurang deras dan jarang. Di daerah tropis dekat katulistiwa terlihat lebih jelas adanya dua puncak hujan selama satu tahun.   

2.     HUJAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

Hujan dicirikan dengan curah, deras dan lamanya. Curah hujan menggambarkan jumlah air hujan yang tertampung lahan horizontal seluas daerah turunnya hujan apabila tidak ada yang mengalir, menguap atau meresap ke dalam tanah. Curah hujan dapat diamati dengan alat pengukur hujan (Ombrometer) dan biasanya dinyatakan dalam tinggi atau tebalnya air hujan yang tertampung dengan satuan millimeter (mm). Derasnya hujan merupakan gambaran rata-rata curah hujan yang jatuh selama periode waktu tertentu.Satuan derasnya hujan dapat millimeter tiap jam untuk periode waktu satu hari, millimeter tiap hari untuk periode waktu satu bulan atau millimeter tiap bulan untuk periode waktu satu tahun.  Sedangkan lamanya hujan merepakan periode waktu air hujan tersebut jatuh di bumi. Satuan lamanya hujan dapat dalam jam untuk periode waktu satu hari, hari untuk periode waktu satu bulan dan bulan untuk periode waktu satu tahun. Hari hujan adalah hari dari jam enam pagi sampai jam enam pagi berikutnya yang didalamnya ada hujan.
Hujan merupakan sumber air yang mengisi pori-pori dan celah-celah di dalam tanah dan cekungan-cekungan yang ada di permukaan bumi, yang pada akhirnya merupakan sumber air bagi kehidupan di atas bumi baik untuk manusia, hewan maupun tanaman.
Cekungan-cekungan yang ada di permukaan bumi dapat merupakan hamparan cukup luas, dan apabila tanahnya merupakan tanah berat yang kedap air, hamparan tersebut akan tergenang cukup tinggi selama musim hujan sampai permulaan musim kemarau.Daerah demikian dinamakan daerah “bena rawa”  yang besaral dari bahasa Jawa “menawi bena dados rawa” artinya “kalau banjir jadi rawa”.
Air di dalam tanah dibedakan menjadi lengas tanah (soil moisture) dan air tanah (ground water). Lengas tanah adalah air yang berada di antara permukaan tanah dan air tanah , sedangkan air tanah ialah air yang berada diantara permukaan air tanah dan lapisan kedap air. Permukaan air tanah dapat dilihat sebagai permukaan air sumur, sehingga air sumuh adalah air tanah. Air tanah maupun lengas tanah walaupun lambat selalu bergerak. Lengas tanah merupakan air yang tersedia langsung  bagi kehidupan tanaman, sedangkan air tanah tersedia secara tidak langsung.
Lengas tanah dapat dibedakan menjadi lengas gravitasi, yaitu lengas yang bergerak ke bawah oleh gaya gravitasi, lengas kapiler merupakan lengas yang mengisi pori-pori kapiler atau pori-pori mikro, lengas higroskopis yaitu lengas yang terikat sangat kuat oleh permukaan butir-butir tanah sehingga dalam keadaan kering angin lengas tersebut tetap menempel pada butir-butir tanah. Lengas yang penting peranannya bagi kehidupan tanaman ialah lengas kapiler. Lengas gravitasi walaupun dapat digunakan juga oleh tanaman tetapi karena cepat meninggalkan daerah perakaran, bagi tanaman dapat kurang berperaran, bahkan apabila terlalu lama menggenang merugikan kehidupan tanaman tersebut. Pada tanah geluh (lempung) lengas gravitasi telah turun seluruhnya dalam waktu beberapa jam sampai kurang lebih sehari semalam, sehingga selama waktu tersebut setelah hujan atau di leb tanah telah mencapai kapasaitas lapang.
Air didalam tanah selalu berkurang dari waktu ke waktu karena evaporasi yaitu menguap langsung dari permukaan tanah atau air, dan transpirasi yaitu menguap melalui tanaman . Jumlah kehilangan air dari tanah dan tanaman sering disebut evapotranspirasi.
Perimbangan antara evapotranspirasi dan hujan selama periode waktu tertentu akan menggambarkan apakah selama periode tersebut tanah defisit atau surplus air. Apabila defisit terus menerus tanah makin lama akan menjadi makin kering, sebaliknya apabila surplus terus menerus tanah makin lama akan menjadi makin basah. Untuk memberikan gambaran apakah dalam satu bulan tertentu keadaan perimbangan tersebut surplus atau defisit semua bulan dibedakan atas bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering. Menurut Mohr dan Van Baren bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan lebih dari 100 mm, bulan lembab adalah bulan yang mempunyai curah hujan antara 60 mm dan 100 mm, sedangkan bulan kering bulan yang mempunyai curah hujan kurang dari 60 mm. Angka batas ini didasarkan atas besarnya evapotranspirasi rata-rata yaitu antara 2,0 dan 3,3 mm tiap hari.
Schemid dan Ferguson membagi wilayah atas dasar tipe curah hujannya dengan menggunakan parameter nilai Q (Quotion) yaitu perbandingan rata-rata jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah tiap tahun kali seratus persen.
Jadi kisaran nilai Q dari 0 % sampai tidak terhingga. Kisaran ini oleh Schemid dan Ferguson di bagi menjadi delapan tipe curah hujan yaitu dari yang terbasah sampai terkering dengan symbol A sampai H. Perbandingan ini dapat digunakan untuk menduga jenis tanaman yang cocok untuk diusahakan di tiap daearah tersebut.

3.     KELEMBABAN DAN TRANSPIRASI

Kelembaban udara dibedakan atas kelembaban relatif (nisbi) dan kelembaban absolute (mutlak). Kelembaban nisbi (Relatif Humidity) pada suatu waktu menggambarkan perbandingan kandungan uap air yang sebenarnya di dalam udara dengan kandungan uap air aapabila udara tersebut jenuh kali seratus persen.
Kelembaban mutlak menggambarkan kandungan uap air yang sebenarnya tiap unit volume udara. Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh suhu udara, karena semakin panas suhu udara makin besar kemampuan udara untuk menerima uap air.
Keterkaitan kelembaban udara dengan pertumbuhan tanaman adalah dalam hal transpirasi. Tanaman perlu selalu mengadakan transpirasi agar dapat selalu menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Apabila keseimbangan ini berubah ketegaran atau turgensi tanaman juga berubah, transpirasi yang selalu lebih besar daripada penyerapan menyebabkan tanaman makin lama makin kurang tegar dan apabila penyerapan air selalu lebih besar dari pada transpirasi maka tanaman makin tegar.
Kelembaban udara nisbi yang tinggi menyebabkan makin kecil kemungkinan untuk melepaskan uap air dari tanaman ke dalam udara tersebut, dan dalam udara jenuh tidak lagi mampu mengadakan transpirasi. Pada keadan kelembaban udara nisbi tinggi tanaman selalu berusaha agar transpirasi berjalan normal dengan cara memperlebar membukanya stomata sampai maksimal, dan pada keadan udara jenuh pengeluaran air melalui transpirasi diganti dengan gutasi yaitu pengeluaran air dari tanaman berupa tetesan-tetesan melalui stomata atau yang lain. Jadi kelembaban nisbi udara tinggi akan menghambat transpirasi normal dari tanaman dan berdampak kurang menguntungkan bagi pertumbuhannya kendati tanaman dalam keadaan tegar tinggi.
Pada keadaan udara kering dengan kelembaban nisbi kecil peristiwa transpirasi akan terjadi sebaliknya, transpirasi akan lebih kuat dari pada normal dan ketegaran tanaman menjadi kecil. Untuk mencegah kejadian demikian tanaman mempersempit pembukaan stomata. Apabila dengan cara mempersempit terbukanya stomata sampai minimal penyerapan air oleh akar masih belum dapat menimbangi transpirasi, daun-daunnya akan layu. Keadaan demikian sering terjadi pada siang hari yang cerah, panas dengan angin kencang. Kelayuan ini kan berakhir setelah sore hari, sehingga kelayuan demikian disebut dengan kelayuan sementara. Tanaman layu tidak lagi mengadakan pertumbuhan, sehingga kelembaban nisbi udara kecil juga merugikan pertumbuhan tanaman.
Dengan uraian tersebut menunjukkan bahwa kelembaban nisbi udara mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman. Kelembaban yang terlalu kecil atau terlalu besar kurang menguntungkan. Akativitas tanaman terbaik untuk golongan tanaman berbeda memerlukan keadaan udara dengan kelembaban nisbi berbeda. Untuk kebanyakan tanaman memerlukan kelembaban nisbi sekitar 80 % sedangkan golongan Xerophyta memerlukan kelembaban nisbi sekitar 30 %.

4.     SUHU UDARA DAN AKTIVITAS KEHIDUPAN TANAMAN

Suhu udara erat kaitannya dengan kedudukan matahari sebagai sumber panas di muka bumi. Di daerah katulistiwa sinar matahari lebih banyak dan panjang hari tidak banyak berubah, sehingga variasi suhu musiman lebih kecil daripada daerah sub tropis. Pada daerah lembab variasi suhu harian relatif lebih kecil daripada daerah kering. Amplitudo suhu harian tergantung pada keadaan lokasi/daerah setempat. Pada daerah benua mempunyai variasi suhu harian antara suhu maksimum dan minimum lebih besar daripada daerah pantai yang variasinya lebih keil.
Dalam hubungannya dengan kehidupan tanaman, daerah  di bumi dibagi menjadi lima sabuk yaitu:
a)      Daerah Tropis dengan suhu rata-rata selalu di atas 20 o C
b)     Daerah Sub Tropis mempunyai 4-11 bulan dengan suhu rata-rata di atas 20 o C
c)      Daerah sedang mempunyai 4-12 bulan dengan suhu rata-rata  10 – 20 o C
d)     Daerah Dingin mempunyai 1-4 bulan dengan suhu rata-rata  10 – 20 o C dan sisanya di bawah suhu 10 o C
e)      Daerah Kutub suhu rata-rata  -1 o C dengan tanpa bulan suhu di atas 10 o C.
Perbudaan altitude (tinggi tempat) juga menyebabkan perbedaan suhu dimana setiap naik ketinggian 100 meter suhu akan turun 0,6 o C. Dalam kehidupan tanaman suhu berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, pertumbuhan, penyerbukan, pembuahan dan keguguran buah. Besar kecilnya suhu tergantung pada tinggi rendahnya kelembaban, tersedianya iar dan jenis tanaman. Suhu minimum untuk aktifitas tanaman berkisar 15-20 o C, suhu optimum 29-30 o C dan suhu maksimum 36-40 o C. Kisaran suhu minimum, optimum dan maksimum sering disebut sebagai suhu kardinal

5.     ANGIN DAN KEHIDUPAN TANAMAN

Angin adalah massa udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah. Letak, jarak dan perbedaan tekanan uadara ke dua daerah tersebut akan menentukan arah dan kecepatan angin. Angin yang tidak terlalu cepat dapat memperbaiki laju fotosintesis, dibandingkan dengan tanpa adanya angin. Dengan adanya angin akumulasi oksigen (O2) sebagai hasil fotosintesis dapat dipindahkan dan kekosongan kadar karbondioksida (CO2) yang bersinggungan dengan permukaan daun karena terpakai dalam fotosintesis cepat terisi kembali dari udara yang terletak jauh dari daun. Angin juga berperan dalam mempercepat laju respirasi, dengan adanya angin uap air yang berada di stomata akan terbawa oleh angin sehingga laju transpirasi dipercepat. Selain itu angin juga berperanan dalam proses penyerbukan, dimana tepung sari dari suatu tanaman akan terbawa oleh angin dan akan jatuh pada putik tanaman yang lain sehingga terjadilah proses penyerbukan dan pembuahan. Pada kondisi matahari yang cerah diatas permukaan laut angin akan membawa uap air naik ke atas yang kemudian mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan.
Angin dengan kecepatan tinggi akan memperbesar transpirasi lebih, lebih bila angin tersebut bersifat kering. Angin yang melewati puncak gunung biasanya bersifat kering karena uap air yang dibawanya akan tertahan di puncak gunung dan terjadi hujan. Angin kering ini banyak merugikan tanaman karena dapat merusak tanaman yang dilewatinya misalnya ngin bohorok di daerah Deli Serdang, Medan; angin Kumbang di daerah Cirebon, Pekalongan; angin Gending di daerah Probolinggo, Jawa Timur dan angin Barubu di daerah Sulawesi barat daya.

6.     FOTOPERIODISITAS

Cahaya matahari merupakan sumber energi yang kan diubah menjadi energi kimia berupa produk tanaman, seperti telah diuraikan pada pembicaraan factor esensiil. Cahaya matahari yang berupa sinar tampak menyebabkan bagian bumi menjadi terang dan pada waktu itu di sebut siang hari. Lamanya periode waktu terang atau lamanya siang hari sering disebut panjang hari, sedangkan lamanya waktu gelap disebut panjang malam hari. Panjang hari atau panjang malam di daerah tropis tidak banyak berbeda sepanjng tahun, rata-rata sekitar 12 jam. Karenanya tanaman asli tropis hamper tidak berbeda dalam kebutuhan panjang hari untuk dapat tumbuh secara normal. Sehingga kapan dan tanaman ditanam di daerah tropis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Makin jauh dari katulistiwa kea rah utara atau selatan perbedaan panjang hari dan panjang malam makin besar dan hal ini menyebabkan tanaman asli daerah demikian terkelompokkan menjadi golongan tanaman hari panjang (long day plant), hari pendek (short day plant) dan indeterminate (indeterminate plant). Perbedaan panjang hari ini disebut periodisitas. Sedangkan foto periodisitas adalah lamanya matahari menyinari permukaan bumi termasuk saat remang-renmang.
Tanaman hari panjang akan berbunga setelah menghadapi panjang hari lebih panjang dari periode kritisnya, sedangkan tanaman hari pendek berbunga setelah menghadapi hari pendek. Tanaman yang saat berbunganya tidak terpengaruh oleh panjang hari digolongkan tanaman indeterminate. Tanaman indeterminate pertumbuhan vegetatifnya akan terus berlangsung miskipun telah berbunga, sebaliknya tanaman determinate pertumbuhan vegetatifnya akan berhenti setelah berbunga.

GANGUAN

Gangguan terhadap tanaman selama proses pertumbuhan di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, dapat berupa makhluk hidup maupun bencana lam. Gangguan yang disebabkan oleh makhluk hidup dinamakan gangguan biologis sedangkan yang disebabkan oleh sebab lain disebut gangguan mekanis.
Berdasarkan penyebabnya gangguan biologis dibedakan atas hama, penyakit dan gulma. Hama adalah binatang atau hewan yang menyebabkab gangguan pada tanaman dengan tanda-tanda adanya kerusakan pada tanaman berupa gigitan, tusukan, lubang dan lain lain sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan dan hasil. Contoh hama adalah belalang, tikus, siput, jengkerik, ulat, wereng, burung dan lain-lain. Penyakit adalah organisme yang menyebabkan gangguan pada tanaman berupa penyakit dengan tanda-tanda kerusakan jaringan tanaman, bercak, busuk dan lain-lain sehingga tanaman tumbuh tidak normal dan produksinya menurun. Contoh penyakit adalah bakteri, jamur, virus dan lain-lain. Gulma dalah tanaman yang keberadaannya tidak dikehendaki dalam system budi daya karena dapat mengganggu perumbuhan tanaman dengan cara melakukan kompetisi terhadap unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh, sehingga tanaman budidaya pertumbuhan dan produksinya menurun. Contoh gulma adalah rumpu-rumputan, enceng gondok, salvinia molesta dan lain-lain.
Besarnya kerugian akibat gangguan tergantung pada besar dan luasny serangan. Serangan hama umumnya cepat meluas dibandingkan penyakit, tetapi serangan penyakit yang penyebabnya jamur atau bakteri  sering berakibat fatal, terutama untuk tanaman semusim dan infeksinya melalui tanah.
Pengendalian gangguan pada tanaman bnyak macamnya, namun semuanya dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok :
a)      Pengendalian secara preventif yaitu usaha-usaha pencegahan agar penyebab gangguan tidak masuk ke dalam hamparan pertanian secara langsung, misalnya dengan sanitasi lingkungan, menghilangkan tanaman inang, sertifikasi benih dan lain-lain.
b)     Kultur teknis yaitu tindakan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang meliputi waktu tanam, jarak tanam, pemeliharaan, waktu dan cara panen sebaiknya dilakukan seoptimal mungkin.
c)      Pengendalian mekanis yaitu tindakan yang langsung ditujukan kepada penyebab gangguan untuk dimatikan dengan menggunakan tenaga manusia, api atau lainnya.
d)     Pengendalian biologis yaitu tindakan pengendalian dengan menggunakan jasad hidup musuh alami (predator dan parasit). Contoh Bacillus thuringensis.
e)      Pengendalian kimiawi yaitu pengendalian dengan menggunakan bahan kimia yang dapat meracuni penyebab gangguan yang disebut pestisida.
Pestisida dapat berupa insektisida untuk membunuh serangga, fungisida  untuk membunuh jamur, bakterisida untuk membunuh bakteri, nematisida untuk membunuh nematoda, rodentisida untuk membunuh tikus, amubisida untuk membunuh amuba dan herbisida untuk membunuh gulma.
Pada penggunan pestisida untuk mengendalikan gangguan di antara tanaman pertanian perlu dipilih senyawa yang dapat mengendalikan atau mematikan penyebab gangguan tetapi tidak meracuni tanaman budidaya. Dalam hal ini perlu perhatian terhadap kepekan penyebab gangguan dan tanaman budidaya terhadap pestisida yang dipilih dan cara penggunaannya. Pestisida yang aman untuk digunakan kalau dosis kuratif tanaman budidaya terhadap pestisida tersebut jauh lebih tinggi dari pada penyebab gangguan. Dosis kuratif adalah dosis minimum yang sudah menyebabkan keracunan dan dosis yang belum menyebabkan gangguan dinamakan dosis toleran, sedangkan dosis lethal adalah dosis penyebab kematian.
Selain dosis waktu pengendalian juga harus diperhatikan. Waktu yang baik untuk pengendalian aialah pada pagi hari sebelum matahari tinggi, saat tanaman menujukkan gejala serangan (ambang ekonomi), sore hari sekitar pukul empat, pada saat tidak ada angin kencang dan pada saat tidak terjadi hujan.

Cara aplikasi dapat dilakukan dengan menggunakan semprot langsung pada penyebab gangguan atau diberikan melalui bahan tanam (benih atau bibit) sebelum ditanam.
< >

1 comment: