Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman adalah sangat banyak akan
tetapi seluruhnya dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok faktor yaitu:
1.
Kelompok faktor bahan tanam
2.
Kelompok faktor esensiil
3.
Kelompok faktor iklim
4.
Kelompok faktor gangguan
Kelompok
faktor bahan tanam meliputi faktor-faktor keturunan, kemurnian dan daya tumbuh.
Kelompok faktor esensiil meliputi faktor-faktor cahaya, air, dan unsur hara.
Kelompok faktor iklim meliputi faktor-faktor hujan, suhu udara, kelembaban,
angin, dan panjang hari. Kelompok faktor gangguan meliputi faktor-faktor hama,
penyakit dan gulma.
Interaksi
pengaruh dari semua faktor tersebut akan menentukan apakah bahan tanam akan
dapat tumbuh dan berkembang sampai dewasa dan memberikan produk yang banyak
atau akan gagal dalam perjalanan tanpa memberikan suatu hasil apapun yang dapat
diambil sebagai produk.
Kelompok
faktor bahan tanam mempunyai korelasi positif terhadap banyaknya produk, yaitu
makin baik sifat keturunannya, kemurniannya dan daya tumbuhnya makin banyak
produk yang dapat diberikan dan sebaliknya makin kurang baik sifat-sifat
tersebut makin sedikit produknya.
Kelompok
faktor gangguan sebaliknya mempunyai korelasi negatif terhadap banyaknya
produk, yaitu makin banyak gangguan makin sedikit produk yang diberikan atau
makin sedikit gangguan makin banyak produk yang dapat diberikan.
Kelompok
faktor esensiil dan iklim suatu waktu berkorelasi positif tetapi pada kondisi
tertentu dapat berkorelasi negatif. Berkorelasi positif bila faktor esensiil
dan iklim dalam keadaan optimum yaitu pada tingkatan yang memberikan pengaruh
paling baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga memberikan
jumlah produk yang paling baik. Akan tetapi pada kondisi kekurangan dan
kelebihan kedua faktor ini akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak
normal akibat pengaruh yang ditimbulkan, misalkan kekurangan atau kelebihan
air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, suhu yang sangat rendah atau sangat
tinggi, dan lain-lain.
FAKTOR BAHAN TANAM
1. MACAM BAHAN TANAM
Bahan
tanam adalah bagian tanaman yang hidup yang akan ditanam. Bagian tanaman yang
dapat digunakan sebagai bahan tanam tergantung pada jenis dan umur tanamanannya dapat berupa daun, ranting/cabang,
batang, akar, umbi, rhizome, stolon, buah dan biji. Bahkan dengan teknologi
tinggi jaringan tanaman bagian manapun dapat digunakan sebagai bahan tanam.
Biji
hasil dari perkembangbiakan generatif dapat diproses melalui perlakuan tertentu
sebagai bahan tanam yang berupa benih. Benih yang telah memenuhi persyaratan
tumbuh dapat ditanam langsung atau ditumbuhkan terlebih dahulu di persemaian
sampai tingkat tertentu sebagai bibit generatif. Bibit dapat juga diartikan
sebagai bagian vegetatif tanaman hidup yang akan digunakan sebagai bahan tanam
dan disebut bibit vegetatif.
Masing-masing
bahan tanam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bahan tanam yang berasal dari
bahan generatif kelebihannya perakaran dalam, mudah tumbuh, jumlahnya banyak,
sifatnya mudah ditingkatkan, tetapi kekurangannya adalah untuk tanaman tahunan
berproduksinya lambat dan sifatnya mudah berubah. Sedangkan bahan tanam dari
bagian vegetatif kekebihannya adalah cepat berproduki, sifatnya tidak mudah
berubah, tetapi kekurangannya adalah perakaran tidak sekuat bahan generatif dan
jumlahnya relatif sedikit.
2. VARIETAS UNGGUL DAN PEMBUATANNYA
Untuk
memberikan produk pertanian yang maksimal, bahan tanam yang digunakan harus
bersifat unggul, murni dan mempunyai daya tumbuh yang tinggi. Varietas unggul
ialah varietas yang mempunyai kemampuan memberikan hasil tinggi, respon
terhadap pemupukan, pengairan, tahan
terhadap gangguan dan perubahan lingkungan. Varietas unggul akan menunjukkan
keunggulannya jika persyaratan tumbuhnya terpenuhi secara optimum, sebaliknya
bila persayaratan tumbuhnya dibawah optimum hasilnya akan lebih jelek
dibandingkan varietas non unggul. Contoh jagung madura (Var. non unggul) masih
memberikan hasil miskipun ditanam pada akhir musim penghujan di daerah
tersebut, karena umurnya pendek 70 hari dan dapat dipanen sebelum tanah menjadi
kering. Tetapi untuk varietas Perta (Var. unggul) yang umurnya 130 hari tanaman
akan mati sebelum dapat menghasilkan tongkol akibat kekeringan.
Varietas
unggul dapat diciptakan dari seleksi suatu populasi atau dari produk suatu
pemuliaan. Ada beberapa metode dalam menciptakan suatu varietas unggul baru
yaitu dengan cara hibridisasi, mutasi, poliploidisasi, heterosis,
bioteknologi baru yang meliputi paraseksual
dan kultur jaringan.
Hibridisasi
atau perkawinan silang merupakan cara paling lama tetapi merupakan cara yang
masih banyak digunakan, karena hibrida yang terbentuk dapat diramalkan
sifatnya, atau hibrida yang diinginkan dapat didekati dengan cara tersebut. Dua
kultivar yang satu berbuah besar berasa masam dikawinkan dengan kultivar
lainnya berbuah kecil manis, maka hibrida yang dihasilkan dapat diramalkan
yakni kemungkinan ada yang berbuah besar dan manis, berbuah kecil dan masam
atau tetap seperti tetuanya.
Mutasi merupakan peristiwa perubahan sifat yang
menurun akibat pengaruh faktor luar. Produk hasil mutasi disebut mutant,
sedangkan agen penyebab mutasi disebut mutagen. Mutasi dapat terjadi secara
alami atau secara buatan. Mutasi alami diduga sebagai akibat goncangan faktor
cuaca, sehingga suatu mutant dapat mengalami mutasi kembali. Sebagai contoh
produk mutasi alami adalah “jambu sukun” yaitu jambu biji yang mengalami mutasi
menjadi tidak berbiji. Jambu sukun dapat mengalami mutasi kembali menjadi jambu
biji. Mutasi buatan dapat dilakukan dengan pertolongan suhu, aliran litrik,
bahan kimia, atau sinar radio aktif. Bahan tanam yang diperlakukan dapat berupa
benih, kecambah, bibit maupun tanaman dewasa. Perlakuan tersebut bertujuan
memberikan goncangan lingkungan kepada bahan tanam dengan dosis, kadar atau
lama waktu perlakuan beragam. Mutant yang terjadi tidak dapat diduga sifatnya
melainkan untung-untungan. Karena itu miskipun cara mutasi buatan ini ada yang
menggunakan alat modern yaitu “Cobalt
Unite” yang dapat mengeluarkan sinar gamma, tetapi relatif kurang populer
daripada hibridisasi. Meskipun demikian tidak berarti bahwa mutasi buatan tidak
pernah menghasilkan sesuatu. Kultivar padi “Atomita” adalah merupakan salah
satu mutant pruduk radiasi.
Poliploidisasi
merupakan peristiwa penggandaan kromosom. Produk poliploidisasi tergantung dari
jenis semula yang mengalami peristiwa ini, dapat berupa diploid homosigot,
tetraploid, atau heksaploid. Jenis-jenis tanaman yang pasangan kromosomnya
lebih dari dua bisa disebut dengan jenis poliploid, sehingga triploid dan
pentaploid juga termasuk poliploid. Poliploidisasi dapat terjadi secara alami
maupun buatan. Tanaman tetraploid
mempunyai beberapa sifat berbeda daripada tanaman diploid. Daunnya lebih lebar,
lebih tebal dan lebih hijau, bunga dan
buahnya lebih besar, dalam satu tandan bunganya lebih banyak, kandungan
beberapa macam senyawa kimia juga lebih banyak. Macam tanaman tetraploid yang
mengandung senyawa tertentu lebih banyak daripada tanaman diploid diantaranya
ialah tomat dengan vitamin C, kobis dengan vitamin A, bit gula dengan sukrosa,
kecubung dengan alkaloid. Tanaman diploid yang dianggap baik, secara teori
pabila menjadi tetraploid kebaikannya juga akan ganda. Atas dasar inilah
poliploidisasi diploid unggul dianggap
sebagai cara pembentukan varietas unggul baru. Poliploidisasi buatan dapat
dilakukan pertolongan senyawa kimia Naftalen, dan Asam Cuka yang termasuk golongan senyawa zat
pengatur tumbuh atau dengan senyawa kolkisin. Sel tanaman yang mempunyai
kemungkinan mengalami poliploidisasi adalah sel dari jaringan yang sedang
mengalami pembelahan aktif. Karena itu bagian tanaman yang diperlakukan pada
poliploidisasi buatan adalah bagian meristematis seperti pucuk batang, cabang
atau ranting, kuncup ketiak daun atau ujung akar.
Heterosis
merupakan hibridisasi dua individu tanaman yang masing-masing mengalami degernerasi intelt atau degenerasi akibat kawin sendiri atau kawin keluarga
terus menerus. Degenerasi sebenarnya dalah kemerosotan sifat yang terlihat
miskipun secara genetik tidak banyak berubah dari induk pertamanya. Dua
individu degernerasi intelt dari dua
induk berbeda kalau diserbukkan silang turunan pertamanya dapat tumbuh dan
memberikan hasil lebih baik dari pada kedua tetuanya. Turunan pertama ini
sering dinamakan jenis heterosis dan sifat lebih baik tersebut hanya terjadi
pada generasi itu saja, sehingga produk bijinya tidak baik untuk digunakan
sebagai benih tanam berikutnya.
Dengan
teknologi canggih dinding suatu sel dapat dihilangkan tanpa mematikan isi sel,
sehingga mempunyai kemungkinan untuk menyatukan bagian atau seluruh isi sel
dari dua tanaman berbeda menjadi satu sel. Apabila sel baru ini dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan menjadi tanaman akan berupa tanaman baru yang lain
sifatnya dari kedua tanaman aslinya. Cara demikian dapat dikatakan dengan cara
perkawinan antar sel atau cara para seksual yang termasuk rekayasa genetika
atau bioteknologi baru. Hibridisasi, mutasi, poliploidisasi dan heterosis
termasuk bioteknologi yang relatif lama. Sebagai kelanjutan dari rekayasa
genetika, menumbuhkan dan mengembangkan sampai menjadi tanaman baru dari sel
yang terbentuk dilakukan dengan kultur jaringan atau kultur sel. Dengan kuktur
jaringan satu sel diperbanyak menjadi
ribuan sel, kemudian dengan zat pengatur tumbuh yang tepat semua sel tersebut
dapat berubah menjadi tunas baru lengkap dengan calon akar, batang dan daun.
Kultur jaringan juga dapat dilakukan terhadap jaringan tanaman biasa, baik
jaringan diploid dari bagian vegetatif maupun tepungsari atau sel telur yang
haploid. Akibat mutasi yang terjadi selama pelaksanaan kultur jaringan
tunas-tunas baru sifatnya beragam, sehingga cara ini dapat dimasukkan sebagai
cara membuat varietas unggul baru.
3. PENGUJIAN VARIETAS BARU
Individu
baru yang menunjukkan sifat dan hasil sangat baik dari produk seleksi maupun
pemuliaan dan bioteknologi diperbanyak dengan menjaga kemurniannya, untuk
digunakan sebagai bahan pengujian selanjutnya. Pengujian dimaksudkan untuk
mendapatkan kepastian apakah pada kondisi lingkungan yang berbeda tanaman tetap
menunjukkan sifat yang baik (stabil). Pengujian dilakukan pada berbagai lokasi,
musim dan kondisi lingkungan yang beragam dengan menggunakan varietas unggul
yang ditanam berdampingan dengan varietas unggul lama sebagai tanaman pembanding.
Dari hasil pengujian apabila diperoleh varietas unggul baru yang lebih baik,
akan diperbanyak dan disebarluaskan dengan tetap menjaga kemurnian sifatnya.
Untuk proses pengujian ini peranan statistik sangatlah penting.
4. PENYEDIAAN BENIH DAN MENJAGA KEMURNIAN
Lambat
atau cepat tingkat kemurnian varietas baru akan menurun dari generasi ke
generasi selanjutnya, sebagai akaibat dari peristiwa segregasi, hibridisasi dan
mutasi. Kecepatan penurunan sifat tanaman tergantung pada jenis tanaman, cara
memperbanyaknya dan perhatian terhadap bahan tanam yang digunakan dalam
budidaya. Kecepatan penurunan sifat dari yang paling cepat haingga yang paling
lambat adalah paling cepat pada taanaman penyerbuk silang dengan perbanyakan
generatif, agak cepat pada tanaman penyerbuk sendiri dengan perbanyakan
generatif dan lambat pada tanaman dengan perbanyakan vegetatif.
Usaha
memperlambat kemerosotan tingkat kemurnian dilakukan terhadap tindakan
pengadaan benih dan bibit:
a)
Sebelum tanaman berbunga dipilih
individu-individu yang vegetatifnya menunjukkan kemurnian tinggi untuk
diserbukkan sendiri atau saling bdiserbukkan atau dilindungi dari kemungkinan
diserbuki oleh individu lain. Misalnya tanaman jagung dan shorgum.
b)
Tanaman penyerbuk sendiri diperbanyak
secara generatif dan menjelang panen dipilih individu-individu yang menunjukkan
tingkat kemurnian tinggi untuk dipanen terlebih dahulu. Biji terpilih diproses
dan disimpan untuk bahan tanam selanjutnya. Misalnya kacang tanah, kedelai,
padi, kacang hijau dll.
c)
Populasi tanaman yang selalu diperbanyak
secara vegetatif berasal dari satu tanaman induk disebuk klon. Klon memiliki
sifat genetik yang sama pada tiap-tiap individu dari populasi tersebut.
Perbedaan sifat sering kali terjadi akibat adanya peristiwa mutasi, tercampur
klon lain atau adanya persilangan. Untuk mempertahankan tingkat kemurnian maka
menjelang panen dicari individu yang sifatnya menyimpang untuk dipanen terlebih
dahulu dan semua bagian tanaman dipisahkan dari lainnya agar tidak terikut
digunakan sebagai bibit tanam selanjutnya. Misalnya tebu, ubi kayu, kentang,
dll.
FAKTOR ESENSIIL
Kebutuhan
pokok tanaman adalan meliputi cahaya matahari, air dan unsur hara, yang
merupakan faktor esensiil untuk kehidupan. Ketiganya merupakan satu kesatuan
yang keberadaannya diperlukan dalam jumlah yang seimbang. Apabila salah satu
dalam jumlah yang kurang, miskipun dua faktor lainnya dalam jumlah banyak tidak
akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara baik dan seterusnya.
1. PERUBAHAN ENERGI MATAHARI MENJADI
ENERGI KIMIA
Cahaya
matahari merupakan sumber energi utama bagi tanaman yang akan dirubah menjadi
energi-energi lainya yang diperlukan bagi kehidupan tanaman. Energi matahari
dirubah menjadi energi listrik (electron) dan kemudian dirubah menjadi energi
kimia (senyawa karbon) yang disimpan dalam tubuh tanaman untuk proses-proses
metabolisme selanjutnya. Cahaya matahari terdiri atas tiga gelombang antara
lain gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan dunia, gelombang menengah
yang berguna bagi kehidupan dan gelombang panjang yang sedikit berguna bagi
kehidupan. Gelombang pendek (300-400 µm) yang merupakan radiasi sinar
ultraviolet tidak sampai ke permukaan bumi karena diserap oleh lapisan ozon.
Gelombang menengah atau sinar tampak (400-760 µm) merupakan cahaya yang terdiri
dari warna-warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu, yang ampai
ke permukaan bumi dan dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk diubah menjadi
energi kimia. Gelombang panjang (760-1800 µm) yang didominasi oleh radiasi
infra merah, cahaya ini merupakan hasil refleksi atau cahaya yang tidak tampak
dan sedikit berpengaruh pada perkembanagn organisme terutama pada pembentukan
bunga dan perpanjangan internode. Dari ketiga gelombang tersebut cahaya tampak
mempunyai energi yang paling besar dibandingkan dua gelombang lainnya.
Apabila
seluruh energi dari cahaya dapat dirubah menjadi energi kimia oleh tanaman dan
sebagian besar energi kimia tersebut digunakan kembali untuk respirasi (33 %),
maka tiap-tiap meter persegi akan terkumpul energi sebanyak 71 gram bahan
kering. Akan tetapi dalam prakteknya hanya sebagian kecil dari cahaya yang
dapat diubah oleh tanaman menjadi bahan kering. Hal ini karena tidak sepanjang
waktu lahan pertanian tertutup oleh tanaman yaitu pada masa pengolahan tanah,
masa bero (masa tunggu tanam), dan masa pertumbuhan awal. Kemampuan tanaman
dalam merubah energi matahari juga terbatas, rata-rata 3 % dari energi matahari
diubah menjadi energi kimia, sedangkan yang terbesar dilakukan oleh ganggang
hijau yang mampu merubah sampai 10 % energi matahari untuk menjadi energi
kimia.
Organ
tanaman yang mempunyai peranan penting dalam pengubahan energi matahari menjadi
energi kimia adalah daun yaitu bagian tanaman yang mengandung zat hijau daun
atau klorofil. Pada prinsipnya semakin banyak daun semakin banyak energi
matahari yang dapat diubah menjadi energi kimia sehingga semakin banyak
dihasilkan bahan kering. Akan tetapi kenyataan dilapang, semakin banyak daun
akan terjadi saling menutupi satu sama lain sehingga pemanfaatan energi
matahari menjadi tidak efisien dan bahan kering yang dihasilkan semakin
menurun. Daun-daun bagian bawah mensuplai fotosintat yang rendah karena sedikit
memperoleh sinar, namun kegiatan respirasinya justru lebih tinggi sehingga
dapat mengurangi hasil bobot kering tanaman. Jumlah daun optimum akan
memberikan hasil fotosintesis yang maksimal bagi tiap individu tanaman. Keadan
ini tercapai apabila daun yang terbawah hasil fotosintesis bersih sama dengan
yang diperlukan untuk respirasinya sendiri.
2. AIR DAN KEHIDUPAN TANAMAN
Air
merupakan faktor esensiil yang penting bagi kehidupan tanaman, karena tanpa air
tanaman tidak akan hidup. Fungsi air bagi tanaman antara lain :
a)
Sebagai pembentuk tubuh tanaman
b)
Sebagai pelarut unsur hara
c)
Sebagai bahan baku fotosintesis
d)
Sebagai pengatur tekanan turgor
e)
Sebagai pengatur suhu tubuh dan sebagai
alat transportasi tanaman.
Fungsi
lain dari air bagi tanaman adalah :
a)
Sebagai pembentuk tubuh. Tanpa adanya air
tanaman akan terkulai layu. Tanaman mengandung air dalam jumlah yang beragam
tergantung jenis dan habitatnya yaitu berkisar 50-80 % dari bobot totalnya.
b)
Sebagai pelarut unsur hara. Unsur hara yang
ada dalam tanah hanya akan dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk larutan,
dimana senyawa atau unsur dalam bentuk ionisasi (kation dan anion) missal NO3-,
NH4+, K+, Na+, Ca++, PO4=
dll.
c)
Sebagai bahan baku fotosintesis. Tanpa
adanya air maka proses fotosintesis akan terhenti dan proses pembentukan hidrat
arang akan terhenti pula, maka dari itu air merupakan bahan baku utama bagi
berlangsungnya proses fotosintesis.
d)
Sebagai pengatur tekanan turgor. Selain
air, bahan baku fotosintesis adalah CO2 yang berada di udara, untuk
dapat masuk berdifusi ke dalam daun maka sel-sel penjaga pada stomata daun
harus dalam keadaan turgid, hal ini hanya akan terjadi bila sel-sel penjaga
banyak mengandung air. Kondisi ini menyebabkan stomata membuka dan CO2
mudah untuk berdifusi ke dalam daun.
e)
Sebagai pengatur suhu tubuh. Reaksi dalam
tanaman merupakan reaksi enzimatis yang dikendalikan oleh suhu. Proses reaksi
enzimatis meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada kondisi suhu optimum.
Pada kondisi suhu yang sangat ekstrim tinggi maka reaksi enzimatis akan
terganggu oleh karena itu suhu harus diturunkan pada kondisi optimum, melalui
pengeluaran uap air dari tubuh tanaman yang dikenal dengan proses transpirasi.
f)
Sebagai alat transportasi. Hasil-hasil
fotosintesis dan unsur hara dalam tanah harus disebarluaskan keseluruh jaringan
tanaman. Fungsi ini hanya dapat dilakukan oleh air, melalui jaringan silem
unsur hara diangkut ke dalam tubuh tanaman dan melalui jaringan phloem hasil
fotosintesis di edarkan keseluruh jaringan tanaman.
Meskipun
air merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan tanaman, namun
kekurangan maupun kelebihan air berpengaruh tidak baik bagi pertumbuhan
tanaman. Kelebihan air terjadi apabila sebagian besar atau seluruh pori tanah
terisi oleh air, sehingga kekurangan udara yang diperlukan untuk respirasi
akar, hal ini sering terjadi pada tanah-tanah berat (liat). Sedangkan
kekurangan air terjadi bila seluruh pori-pori tanah terisi oleh udara, sehingga
tanaman menjadi layu, hal ini terjadi pada tanah-tanah ringan seperti pasir.
Air
tersedia adalah air yang berada pada kondisi kapasitas lapang yaitu pori-pori
mikro terisi oleh air dan pori-pori makro terisi oleh udara, hal ini terjadi
pada tanah-tanah berlempung.
Upaya
untuk menciptakan kondisi tanah ideal adalah pengolahan tanah yang baik pada
tanah-tanah berat dengan pembuatan saluran drainase atau patusan, dan
penambahan bahan organik serta lempung pada tanah-tanah berpasir. Kondisi
semacam ini akan meningkatkan kapasitas lapang sehingga air akan tersedia
dengan cukup untuk pertumbuhan tanaman.
Air
yang baik untuk tanaman adalah air yang subur atau banyak mengandung unsur
hara, tidak beracun, tidak masam atau alkalis dan tidak mengandung padasan.
Cara pemberian air pada tanaman dapat dilakukan dengan cara leb, gembor maupun
dengan alat semprot (sprinkle) tergantung
pada jumlah air yang tersedia, jauh dekatnya dengan sumber air,
topografi, jenis tanah dan biaya serta tenaga yang tersedia.
3. UNSUR HARA, PUPUK DAN PEMUPUKAN
Unsur
hara merupakan bahan makanan yang sangt dibutuhkan oleh tanaman untuk
perteumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara dapat dibedakan menjadi unsur hara
esensiil dan unsur hara non esensiil. Unsur hara esensiil dibutuhkan dalam
jumlah tertentu, kekurangan atau kelebihan akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan. Unsur hara non esensiil dibutuhkan tidak dalam jumlah tertentu dan
keberadaannya dapat digantikan oleh unsur hara yang lainya yang setara. Unsur
hara esensiil terdiri dari unsur makro dibutuhkan dalam jumlah banyak yaitu
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N), Kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), belerang (S) dan
phosphor (P) dan unsur mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yaitu besi
(Fe), tembaga (CU), seng (Zn), mangan (Mn), molybdenum (Mo), boron (B) cobalt
(Co), klor (Cl).
Penyerapan
unsur hara oleh tanaman dari dalam tanah adalah dalam bentuk larutan ion yang
berada dalam larutan tanah. Pertukaran kation terjadi dengan ion basa yang
masuk ke sel tanaman dan ion hidrogen ke luar sel tanaman. Terdapat lima
mekanisme pengambilan unsur hara oleh tanaman yaitu :
a)
Pertukaran kontak
b)
Pertukaran ion tanah dengan ion hidrogen di
dalam musigel sel tanaman
c)
Difusi ion sebagai respon terhadap landaian
kimiawi
d)
Aliran masa ion kedalam akar sebagai respon
landaian kelembaban
e)
Pemanjangan akar ke sumber ion.
Pertukaran
anion diidentifikasi dalam beberapa jalan dengan system oksidasi sitokhrom dari
tanaman. Absorbsi ion berkaitan dengan energi yang timbul dari respirasi (ATP)
dengan kadar ion dalam sel tanaman umumnya jauh
lebih besar dari pada larutan tanah. Banyaknya senyawa yang dapat larut
dan menjadi ion dipengruhi oleh reaksi kemasaman (pH). Ketersediaan unsur hara
esensiil adalah pada kisaran pH 5,5 – 6,5. Untuk jenis tanaman tertentu
membutuhkan pH di bawah atau di atas kisaran tersebut misalnya tanaman The
butuh pH dib bawah 4 dan tanaman Kakao membutuhkan pH alkalis.
Fungsi
unsur hara bagi tanaman adalah :
a)
Sebagai pembentuk protoplasma dan dinding
sel
b)
Mempengaruhi tekanan osmotic sel tanaman
c)
Mempengaruhi kemasaman cairan sel dan
bekerja sebagai buffer
d)
Mempengaruhi permeabilitas membrane
sitoplasma.
Pada
kondisi tertentu unsur hara mempunyai pengaruh meracuni, antagonistik dan
katalistik di dalam tubuh tanaman. Keracunan terjadi apabila kadar larutan
unsur tersebut di dalam medium melebihi batas atas kadar sufiucien (semua unsur
hara esensiil ada dalam tanah dan dalam bentuk larutan). Difisiensi terjadi
bila kadar dalam larutan rendah daripada batas bawah kadar suficien.
Pada
pH rendah kelarutan hara makro rendah sedangkan kelarutan hara mikro tinggi
sehingga menimbulkan gejala defisiensi dan keracunan pada tanaman. didalam
tubuh tnaman terdapat dua system buffer yaitu system fosfat dan system
karbonan. Permeabilitas membrane sitoplasma dipengaruhi oleh kation dan anion
dalam media yang berhubungan dengan kedua buffer tersebut.
Antagonisme
adalah kerja suatu ion atau garam dalam meniadakan atau membalik pengaruh umum
dari ion atau garam lain. NaCl mampu menaikkan permeabilitas sitoplasma
terhadap macam-macam larutan pada kondisi tertentu apabila dalam medium
ditambahkan CaCl2, pengaruh tadi hilang atau menurun. Disamping itu Ca dapat
menurunkan keracunan Cu.
Golongan
unsur hara yang merupakan prostetek enzim adalah Fe, Cu dan Zn sedangkan
aktivator dan inhibitor enzim adalah Mg, Mn dan Co.
4. PUPUK DAN PEMUPUKAN
Pupuk
adalah suatu bahan yang disediakan dengan maksud dapat digunakan untuk
memberikan unsur secara langsung atau tidak langsung kepada tanaman.
Berdasarkan proses terjadinya pupuk dapat dibedakan pupuk alam dan pupuk
buatan, sedangkan berdasar senyawa yang dikandungnya dibedakan sebagai pupuk
organic dan anorganik. Pupuk alam adalah pupuk yang terjadi secara alami contoh
guano, sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik pupuk. Pupuk
organic adalah pupuk yang kandungannya didominasi oleh unsur-unsur atau senyawa
organik contoh pupuk hijau, pupuk kompos, pupuk kandang dan sebaliknya pupuk
anorganik adalah pupuk yang kandungan kimianya banyak didominasi senyawa
anorganik contoh Urea, TSP dan KCl.
Pupuk
organik mempunyai peranan penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah oleh karena itu pupuk organik lebih tepat disebut sebagai pupuk
tanah. Sedangkan pupuk anorganik yang ketersediaanya lebih cepat dengan dosis
dan konsentrasi yang mudah ditentukan sangat tepat untuk pertumbuhan tanaman
oleh karena itu sering disebut pupuk tanaman.
Pemberian
pupuk pada tanaman harus memperhatikan prinsip pemupukan berimbang yaitu tepat
macam, tepat dosis, tepat waktu dan tepat sasaran. Oleh karena itu dalam
melakukan pemupikan harus kita laihat macam pupuk yang akan kita pakai bila
kita menggunakan pupuk organik maka dosis, waktu dan sasran pemupukan akan berbeda
dengan bila kita menggunakan pupuk anorganik. Karena jumlah unsur hara dalam
pupuk organik rendah maka dosisnya harus tinggi (ton/ha), waktunya harus lebih
lama dan sasarannya adalah perbaikan sifat-sifat tanah. Akan tetapi untuk pupuk
anorganik dosis harus rendah (kuintal/ha), waktu disesuaikan dengan umur
tanaman, sasaran tepat pada sistem perakaran tanaman.
Cara
pemupukan pada tanaman dapat dilakukan melalui tanah dengan cara tugal atau
melalui daun dengan cara disemprotkan. Waktu pemupukan yang paling baik adalah
pada saat kondisi air cukup agar pupuk dapat larut dan segera diserap tanaman
dan pada saat kondisi tidak ada gulma, untuk pupuk daun waktu yang baik yaitu
pada pagi hari saat stomata terbuka lebar.
FAKTOR IKLIM
Iklim
adalah pengaruh rata-rata dari cahaya, kelembaban, suhu, tekanan, gerakan udara
(angin) dan periodesitas pada periode waktu tertentu.terhadap kehidupan
organisme Sedangkan keadaan iklim dari hari ke hari disebut cuaca. Iklim
dibedakan atas iklim makro dan iklim mikro.
Iklim
makro adalah variable atmosfer dalam masa udara bebas beberapa meter diatas
permukaan tanah. Data meterorologi yang
diukur untuk memberikan gambaran mengenai keadaan ini disesuaikan dengan
kebutuhan manusia yaitu meliputi suhu, kelembaban relatif, tekanan udara, curah
hujan, angin, penyinaran dan evaporasi. Data iklim ini disajikan dalam keadaan
minimum dan maksimum absolutnya, rata-rata harian, bulanan dan tahunan untuk
memberikan gambaran rata-rata keadaan cuaca dan iklim suatu tempat atau daerah.
Iklim
mikro adalah Keadaan variable atmosfer yang menggambarkan iklim untuk waktu dan
tempat yang sama dapat berbeda dalam massa udara dekat dengan permukaan bumi
karena pengaruh panas bumi, jenis tanah, dan tanaman. Warna tanah, kandungan
air tanah, kerapatan tanaman, dan aktivitas fotosintesis, semuanya mempengaruhi
variable atmosfer, sehingga cuaca dan iklim di dekat permukaan bumi berbeda
dengan cuaca dan iklim udara bebas beberapa meter diatasnya.
Iklim
makro dan mikro sangat berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, akan tetapi
iklim mikro yang paling besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya.
Kebutuhan iklim mikro untuk tiap-tiap jenis tanaman berbeda-beda, hal ini
dikarenakan tia- jenis tanaman mempunyai kisaran toleransi yang berbeda untuk
kebutuhan hidup secara normal.
1. PERUBAHAN KEDUDUKAN MATAHARI
Variabel
iklim yang langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi hujan, kelembaban
udara, suhu udara, angina, cahaya dan panjang hari. Fluktuasi keadaan variable
iklim ini sepanjang tahun di daerah tropis atau sekitar katulistiwa lebih kecil
daripada di daerah subtropis. Hal ini menyebabkan keadaan iklim di daerah
tropis selama satu tahun relatif tidak banyak berbeda sehingga dengan
pengaturan yang baik dapat dilakukan penanaman sepanjang tahun. Di daerah
tropis hanya ada dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang lamanya
tiap tahun kurang lebih sama. Di daeraah iklim sedang (sub tropis) dalam satu
tahu ada empat musim yaitu musim dingin, musim semi, nusim panas dan musim
gugur.
Musim-musim
ini terjadi sebagai akibat kedudukan matahari terhadap bumi yang selalu berubah
dari waktu ke waktu. Makin dekat kedudukan matahari suatu tempat di bumi, makin
panjang harinya, makin kut intensita penyinarannnya dan makin tinggi suhu
udaranya di tempat tersebut. Angin di permukaan bumi juga bertiup dari daerah
yang lebih jauh ke daerah yang terdekat kedudukannya terhadap matahari dan
apabila angin ini membawa banyak uap air akan menyebabkan hujan di derah
tersebut. Karena itu musim hujan disuatu daerah jatuh bersamaan dengan periode
waktu yang relatif terdekan kedudukannya
terhadap matahari.
Matahari
paling jauh dari katulistiwa berkedudukan pada 23 o lintang utara
dan lintang selatan. Mencapai batas paling jauh di lintang utara pada tanggal
21 Juni dan paling jauh di lintang selatan pada tanggal 21 Desember. Pada
katulistiwa dalam satu tahun dua kali yaitu pada tanggal 21 Maret menuju ke
utara dan 21 September menuju ke selatan (Gambar 8). Oleh karena itu daearah
tropis selatan katulistiwa musim hujan jatuh pada bulan Oktober sampai dengan
bulan Maret dan musim kemarau jatuh pada bulan April sampai bulan September.
Begitu sebaliknya untuk daerah tropis sebelah utara katulistiwa, sehingga musim
hujan dan musim kemarau di Indonesia yang mempunyai wilayah dari 7 o lebar utara dan 11 o lebar selatan
tidak bersamaan waktunya untuk seluruh wilayah.
Juga
tiap musim dari empat musim yang ada di daearah sub tropis sebelah utara
katulistiwa waktunya berbeda enam bulan dari pada yang terletak di sebelah
selatan katulistiwa. Musim dingi di sebelah bumi bagian utara pada waktu
matahari berada jauh di bagian selatan, dan sebaliknya musim dingin di belahan
bumi bagian selatan pada waktu matahari
berada jauh di bagian utara.
Hujan
yang jatuh selama musim penghujan di daerah tropis mula-mula tidak begitu deras
dan jarang, makin lama makin deras dan sering sampai mencapai puncaknya
kemudian kembali kurang deras dan jarang. Di daerah tropis dekat katulistiwa
terlihat lebih jelas adanya dua puncak hujan selama satu tahun.
2. HUJAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Hujan
dicirikan dengan curah, deras dan lamanya. Curah hujan menggambarkan jumlah air
hujan yang tertampung lahan horizontal seluas daerah turunnya hujan apabila
tidak ada yang mengalir, menguap atau meresap ke dalam tanah. Curah hujan dapat
diamati dengan alat pengukur hujan (Ombrometer) dan biasanya dinyatakan dalam
tinggi atau tebalnya air hujan yang tertampung dengan satuan millimeter (mm).
Derasnya hujan merupakan gambaran rata-rata curah hujan yang jatuh selama
periode waktu tertentu.Satuan derasnya hujan dapat millimeter tiap jam untuk
periode waktu satu hari, millimeter tiap hari untuk periode waktu satu bulan
atau millimeter tiap bulan untuk periode waktu satu tahun. Sedangkan lamanya hujan merepakan periode
waktu air hujan tersebut jatuh di bumi. Satuan lamanya hujan dapat dalam jam
untuk periode waktu satu hari, hari untuk periode waktu satu bulan dan bulan
untuk periode waktu satu tahun. Hari hujan adalah hari dari jam enam pagi
sampai jam enam pagi berikutnya yang didalamnya ada hujan.
Hujan
merupakan sumber air yang mengisi pori-pori dan celah-celah di dalam tanah dan
cekungan-cekungan yang ada di permukaan bumi, yang pada akhirnya merupakan
sumber air bagi kehidupan di atas bumi baik untuk manusia, hewan maupun
tanaman.
Cekungan-cekungan
yang ada di permukaan bumi dapat merupakan hamparan cukup luas, dan apabila
tanahnya merupakan tanah berat yang kedap air, hamparan tersebut akan tergenang
cukup tinggi selama musim hujan sampai permulaan musim kemarau.Daerah demikian
dinamakan daerah “bena rawa” yang
besaral dari bahasa Jawa “menawi bena dados rawa” artinya “kalau banjir jadi
rawa”.
Air
di dalam tanah dibedakan menjadi lengas tanah (soil moisture) dan air tanah (ground
water). Lengas tanah adalah air yang berada di antara permukaan tanah dan
air tanah , sedangkan air tanah ialah air yang berada diantara permukaan air
tanah dan lapisan kedap air. Permukaan air tanah dapat dilihat sebagai
permukaan air sumur, sehingga air sumuh adalah air tanah. Air tanah maupun
lengas tanah walaupun lambat selalu bergerak. Lengas tanah merupakan air yang
tersedia langsung bagi kehidupan
tanaman, sedangkan air tanah tersedia secara tidak langsung.
Lengas
tanah dapat dibedakan menjadi lengas gravitasi, yaitu lengas yang bergerak ke
bawah oleh gaya gravitasi, lengas kapiler merupakan lengas yang mengisi
pori-pori kapiler atau pori-pori mikro, lengas higroskopis yaitu lengas yang
terikat sangat kuat oleh permukaan butir-butir tanah sehingga dalam keadaan
kering angin lengas tersebut tetap menempel pada butir-butir tanah. Lengas yang
penting peranannya bagi kehidupan tanaman ialah lengas kapiler. Lengas
gravitasi walaupun dapat digunakan juga oleh tanaman tetapi karena cepat
meninggalkan daerah perakaran, bagi tanaman dapat kurang berperaran, bahkan
apabila terlalu lama menggenang merugikan kehidupan tanaman tersebut. Pada
tanah geluh (lempung) lengas gravitasi telah turun seluruhnya dalam waktu
beberapa jam sampai kurang lebih sehari semalam, sehingga selama waktu tersebut
setelah hujan atau di leb tanah telah mencapai kapasaitas lapang.
Air
didalam tanah selalu berkurang dari waktu ke waktu karena evaporasi yaitu
menguap langsung dari permukaan tanah atau air, dan transpirasi yaitu menguap
melalui tanaman . Jumlah kehilangan air dari tanah dan tanaman sering disebut
evapotranspirasi.
Perimbangan
antara evapotranspirasi dan hujan selama periode waktu tertentu akan
menggambarkan apakah selama periode tersebut tanah defisit atau surplus air.
Apabila defisit terus menerus tanah makin lama akan menjadi makin kering,
sebaliknya apabila surplus terus menerus tanah makin lama akan menjadi makin
basah. Untuk memberikan gambaran apakah dalam satu bulan tertentu keadaan
perimbangan tersebut surplus atau defisit semua bulan dibedakan atas bulan
basah, bulan lembab, dan bulan kering. Menurut Mohr dan Van Baren bulan basah
adalah bulan yang mempunyai curah hujan lebih dari 100 mm, bulan lembab adalah
bulan yang mempunyai curah hujan antara 60 mm dan 100 mm, sedangkan bulan kering
bulan yang mempunyai curah hujan kurang dari 60 mm. Angka batas ini didasarkan
atas besarnya evapotranspirasi rata-rata yaitu antara 2,0 dan 3,3 mm tiap hari.
Schemid
dan Ferguson membagi wilayah atas dasar tipe curah hujannya dengan menggunakan
parameter nilai Q (Quotion) yaitu
perbandingan rata-rata jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah tiap tahun
kali seratus persen.
Jadi
kisaran nilai Q dari 0 % sampai tidak terhingga. Kisaran ini oleh Schemid dan
Ferguson di bagi menjadi delapan tipe curah hujan yaitu dari yang terbasah
sampai terkering dengan symbol A sampai H. Perbandingan ini dapat digunakan
untuk menduga jenis tanaman yang cocok untuk diusahakan di tiap daearah
tersebut.
3. KELEMBABAN DAN TRANSPIRASI
Kelembaban
udara dibedakan atas kelembaban relatif (nisbi) dan kelembaban absolute
(mutlak). Kelembaban nisbi (Relatif
Humidity) pada suatu waktu menggambarkan perbandingan kandungan uap air
yang sebenarnya di dalam udara dengan kandungan uap air aapabila udara tersebut
jenuh kali seratus persen.
Kelembaban
mutlak menggambarkan kandungan uap air yang sebenarnya tiap unit volume udara.
Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh suhu udara, karena semakin panas suhu
udara makin besar kemampuan udara untuk menerima uap air.
Keterkaitan
kelembaban udara dengan pertumbuhan tanaman adalah dalam hal transpirasi.
Tanaman perlu selalu mengadakan transpirasi agar dapat selalu menyerap air dan
unsur hara dari dalam tanah. Apabila keseimbangan ini berubah ketegaran atau
turgensi tanaman juga berubah, transpirasi yang selalu lebih besar daripada
penyerapan menyebabkan tanaman makin lama makin kurang tegar dan apabila
penyerapan air selalu lebih besar dari pada transpirasi maka tanaman makin
tegar.
Kelembaban
udara nisbi yang tinggi menyebabkan makin kecil kemungkinan untuk melepaskan
uap air dari tanaman ke dalam udara tersebut, dan dalam udara jenuh tidak lagi
mampu mengadakan transpirasi. Pada keadan kelembaban udara nisbi tinggi tanaman
selalu berusaha agar transpirasi berjalan normal dengan cara memperlebar membukanya
stomata sampai maksimal, dan pada keadan udara jenuh pengeluaran air melalui
transpirasi diganti dengan gutasi yaitu pengeluaran air dari tanaman berupa
tetesan-tetesan melalui stomata atau yang lain. Jadi kelembaban nisbi udara
tinggi akan menghambat transpirasi normal dari tanaman dan berdampak kurang
menguntungkan bagi pertumbuhannya kendati tanaman dalam keadaan tegar tinggi.
Pada
keadaan udara kering dengan kelembaban nisbi kecil peristiwa transpirasi akan
terjadi sebaliknya, transpirasi akan lebih kuat dari pada normal dan ketegaran
tanaman menjadi kecil. Untuk mencegah kejadian demikian tanaman mempersempit
pembukaan stomata. Apabila dengan cara mempersempit terbukanya stomata sampai
minimal penyerapan air oleh akar masih belum dapat menimbangi transpirasi,
daun-daunnya akan layu. Keadaan demikian sering terjadi pada siang hari yang
cerah, panas dengan angin kencang. Kelayuan ini kan berakhir setelah sore hari,
sehingga kelayuan demikian disebut dengan kelayuan sementara. Tanaman layu
tidak lagi mengadakan pertumbuhan, sehingga kelembaban nisbi udara kecil juga
merugikan pertumbuhan tanaman.
Dengan
uraian tersebut menunjukkan bahwa kelembaban nisbi udara mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman. Kelembaban yang terlalu kecil atau
terlalu besar kurang menguntungkan. Akativitas tanaman terbaik untuk golongan
tanaman berbeda memerlukan keadaan udara dengan kelembaban nisbi berbeda. Untuk
kebanyakan tanaman memerlukan kelembaban nisbi sekitar 80 % sedangkan golongan
Xerophyta memerlukan kelembaban nisbi sekitar 30 %.
4. SUHU UDARA DAN AKTIVITAS KEHIDUPAN
TANAMAN
Suhu
udara erat kaitannya dengan kedudukan matahari sebagai sumber panas di muka
bumi. Di daerah katulistiwa sinar matahari lebih banyak dan panjang hari tidak
banyak berubah, sehingga variasi suhu musiman lebih kecil daripada daerah sub
tropis. Pada daerah lembab variasi suhu harian relatif lebih kecil daripada
daerah kering. Amplitudo suhu harian tergantung pada keadaan lokasi/daerah
setempat. Pada daerah benua mempunyai variasi suhu harian antara suhu maksimum
dan minimum lebih besar daripada daerah pantai yang variasinya lebih keil.
Dalam
hubungannya dengan kehidupan tanaman, daerah
di bumi dibagi menjadi lima sabuk yaitu:
a)
Daerah Tropis dengan suhu rata-rata selalu
di atas 20 o C
b)
Daerah Sub Tropis mempunyai 4-11 bulan
dengan suhu rata-rata di atas 20 o C
c)
Daerah sedang mempunyai 4-12 bulan dengan
suhu rata-rata 10 – 20 o C
d)
Daerah Dingin mempunyai 1-4 bulan dengan
suhu rata-rata 10 – 20 o C
dan sisanya di bawah suhu 10 o C
e)
Daerah Kutub suhu rata-rata -1 o C dengan tanpa bulan suhu di
atas 10 o C.
Perbudaan
altitude (tinggi tempat) juga menyebabkan perbedaan suhu dimana setiap naik
ketinggian 100 meter suhu akan turun 0,6 o C. Dalam kehidupan
tanaman suhu berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi,
pertumbuhan, penyerbukan, pembuahan dan keguguran buah. Besar kecilnya suhu
tergantung pada tinggi rendahnya kelembaban, tersedianya iar dan jenis tanaman.
Suhu minimum untuk aktifitas tanaman berkisar 15-20 o C, suhu
optimum 29-30 o C dan suhu maksimum 36-40 o C. Kisaran
suhu minimum, optimum dan maksimum sering disebut sebagai suhu kardinal
5. ANGIN DAN KEHIDUPAN TANAMAN
Angin
adalah massa udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi ke
daerah yang bertekanan udara rendah. Letak, jarak dan perbedaan tekanan uadara
ke dua daerah tersebut akan menentukan arah dan kecepatan angin. Angin yang
tidak terlalu cepat dapat memperbaiki laju fotosintesis, dibandingkan dengan
tanpa adanya angin. Dengan adanya angin akumulasi oksigen (O2) sebagai hasil
fotosintesis dapat dipindahkan dan kekosongan kadar karbondioksida (CO2) yang
bersinggungan dengan permukaan daun karena terpakai dalam fotosintesis cepat
terisi kembali dari udara yang terletak jauh dari daun. Angin juga berperan
dalam mempercepat laju respirasi, dengan adanya angin uap air yang berada di
stomata akan terbawa oleh angin sehingga laju transpirasi dipercepat. Selain
itu angin juga berperanan dalam proses penyerbukan, dimana tepung sari dari suatu
tanaman akan terbawa oleh angin dan akan jatuh pada putik tanaman yang lain
sehingga terjadilah proses penyerbukan dan pembuahan. Pada kondisi matahari
yang cerah diatas permukaan laut angin akan membawa uap air naik ke atas yang
kemudian mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan.
Angin
dengan kecepatan tinggi akan memperbesar transpirasi lebih, lebih bila angin
tersebut bersifat kering. Angin yang melewati puncak gunung biasanya bersifat
kering karena uap air yang dibawanya akan tertahan di puncak gunung dan terjadi
hujan. Angin kering ini banyak merugikan tanaman karena dapat merusak tanaman
yang dilewatinya misalnya ngin bohorok di daerah Deli Serdang, Medan; angin
Kumbang di daerah Cirebon, Pekalongan; angin Gending di daerah Probolinggo,
Jawa Timur dan angin Barubu di daerah Sulawesi barat daya.
6. FOTOPERIODISITAS
Cahaya
matahari merupakan sumber energi yang kan diubah menjadi energi kimia berupa
produk tanaman, seperti telah diuraikan pada pembicaraan factor esensiil.
Cahaya matahari yang berupa sinar tampak menyebabkan bagian bumi menjadi terang
dan pada waktu itu di sebut siang hari. Lamanya periode waktu terang atau
lamanya siang hari sering disebut panjang hari, sedangkan lamanya waktu gelap
disebut panjang malam hari. Panjang hari atau panjang malam di daerah tropis
tidak banyak berbeda sepanjng tahun, rata-rata sekitar 12 jam. Karenanya
tanaman asli tropis hamper tidak berbeda dalam kebutuhan panjang hari untuk
dapat tumbuh secara normal. Sehingga kapan dan tanaman ditanam di daerah tropis
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Makin jauh dari katulistiwa kea rah
utara atau selatan perbedaan panjang hari dan panjang malam makin besar dan hal
ini menyebabkan tanaman asli daerah demikian terkelompokkan menjadi golongan
tanaman hari panjang (long day plant),
hari pendek (short day plant) dan
indeterminate (indeterminate plant).
Perbedaan panjang hari ini disebut periodisitas. Sedangkan foto periodisitas
adalah lamanya matahari menyinari permukaan bumi termasuk saat remang-renmang.
Tanaman
hari panjang akan berbunga setelah menghadapi panjang hari lebih panjang dari
periode kritisnya, sedangkan tanaman hari pendek berbunga setelah menghadapi
hari pendek. Tanaman yang saat berbunganya tidak terpengaruh oleh panjang hari
digolongkan tanaman indeterminate. Tanaman indeterminate pertumbuhan
vegetatifnya akan terus berlangsung miskipun telah berbunga, sebaliknya tanaman
determinate pertumbuhan vegetatifnya akan berhenti setelah berbunga.
GANGUAN
Gangguan
terhadap tanaman selama proses pertumbuhan di lapangan dapat disebabkan oleh
berbagai macam hal, dapat berupa makhluk hidup maupun bencana lam. Gangguan
yang disebabkan oleh makhluk hidup dinamakan gangguan biologis sedangkan yang
disebabkan oleh sebab lain disebut gangguan mekanis.
Berdasarkan
penyebabnya gangguan biologis dibedakan atas hama, penyakit dan gulma. Hama
adalah binatang atau hewan yang menyebabkab gangguan pada tanaman dengan
tanda-tanda adanya kerusakan pada tanaman berupa gigitan, tusukan, lubang dan
lain lain sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan dan hasil. Contoh hama
adalah belalang, tikus, siput, jengkerik, ulat, wereng, burung dan lain-lain.
Penyakit adalah organisme yang menyebabkan gangguan pada tanaman berupa
penyakit dengan tanda-tanda kerusakan jaringan tanaman, bercak, busuk dan
lain-lain sehingga tanaman tumbuh tidak normal dan produksinya menurun. Contoh
penyakit adalah bakteri, jamur, virus dan lain-lain. Gulma dalah tanaman yang
keberadaannya tidak dikehendaki dalam system budi daya karena dapat mengganggu
perumbuhan tanaman dengan cara melakukan kompetisi terhadap unsur hara, air,
cahaya dan ruang tumbuh, sehingga tanaman budidaya pertumbuhan dan produksinya
menurun. Contoh gulma adalah rumpu-rumputan, enceng gondok, salvinia molesta
dan lain-lain.
Besarnya
kerugian akibat gangguan tergantung pada besar dan luasny serangan. Serangan
hama umumnya cepat meluas dibandingkan penyakit, tetapi serangan penyakit yang
penyebabnya jamur atau bakteri sering
berakibat fatal, terutama untuk tanaman semusim dan infeksinya melalui tanah.
Pengendalian
gangguan pada tanaman bnyak macamnya, namun semuanya dapat dikelompokkan
menjadi lima kelompok :
a)
Pengendalian secara preventif yaitu
usaha-usaha pencegahan agar penyebab gangguan tidak masuk ke dalam hamparan
pertanian secara langsung, misalnya dengan sanitasi lingkungan, menghilangkan
tanaman inang, sertifikasi benih dan lain-lain.
b)
Kultur teknis yaitu tindakan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang meliputi waktu tanam, jarak tanam,
pemeliharaan, waktu dan cara panen sebaiknya dilakukan seoptimal mungkin.
c)
Pengendalian mekanis yaitu tindakan yang
langsung ditujukan kepada penyebab gangguan untuk dimatikan dengan menggunakan
tenaga manusia, api atau lainnya.
d)
Pengendalian biologis yaitu tindakan
pengendalian dengan menggunakan jasad hidup musuh alami (predator dan parasit).
Contoh Bacillus thuringensis.
e)
Pengendalian kimiawi yaitu pengendalian
dengan menggunakan bahan kimia yang dapat meracuni penyebab gangguan yang
disebut pestisida.
Pestisida
dapat berupa insektisida untuk membunuh serangga, fungisida untuk membunuh jamur, bakterisida untuk
membunuh bakteri, nematisida untuk membunuh nematoda, rodentisida untuk
membunuh tikus, amubisida untuk membunuh amuba dan herbisida untuk membunuh
gulma.
Pada
penggunan pestisida untuk mengendalikan gangguan di antara tanaman pertanian
perlu dipilih senyawa yang dapat mengendalikan atau mematikan penyebab gangguan
tetapi tidak meracuni tanaman budidaya. Dalam hal ini perlu perhatian terhadap
kepekan penyebab gangguan dan tanaman budidaya terhadap pestisida yang dipilih
dan cara penggunaannya. Pestisida yang aman untuk digunakan kalau dosis kuratif
tanaman budidaya terhadap pestisida tersebut jauh lebih tinggi dari pada
penyebab gangguan. Dosis kuratif adalah dosis minimum yang sudah menyebabkan keracunan
dan dosis yang belum menyebabkan gangguan dinamakan dosis toleran, sedangkan
dosis lethal adalah dosis penyebab kematian.
Selain
dosis waktu pengendalian juga harus diperhatikan. Waktu yang baik untuk
pengendalian aialah pada pagi hari sebelum matahari tinggi, saat tanaman
menujukkan gejala serangan (ambang ekonomi), sore hari sekitar pukul empat,
pada saat tidak ada angin kencang dan pada saat tidak terjadi hujan.
Cara
aplikasi dapat dilakukan dengan menggunakan semprot langsung pada penyebab gangguan
atau diberikan melalui bahan tanam (benih atau bibit) sebelum ditanam.
Walatra Jelly Gamat Emas
ReplyDelete